Buku, Belawan, menyelamatkan anak dari Ancaman Putus Sekolah dipublikasikan oleh Gugah Nurani Indonesia (GNI). Ditulis dengan gaya bertutur, buku ini membawa pembaca pada kisah-kisah dramatis soal anak-anak remaja yang terpaksa menjadi orang tua di masa belia.
Mereka hidup dalam berbagai penderitaan sebagai impas dari perkawinan yang di dalamnya mereka belum memiliki kemandirian baik secara ekonomi, sosial dan emosional.
Bahkan, buku ini juga mengungkap fakta bagaimana putus sekolah melahirkan perkawinan anak, dan perkawinan anak berujung cerai dan kawin lagi. Kawin cerai itu kemudian menciptakan kemiskinan baru dan keluarga-keluarga baru yang berpotensi juga rentan gagal.
Buku ini juga dilengkapi dengan analisis dan pendapat dari sejumlah ahli, seperti ahli kandungan dokter Binarwan Halim, psikolog Irna Minauli, psikiater Wijaya Taufik dan Dosen Antropologi Unimed Rosmaradana.
Meski diawali dengan kisah-kisah dramatis yang menggambarkan dampak negatif dari putus sekolah, penulis buku ini juga memberi sajian baru yaitu menyisipkan ide pengharapan.
Dalam paparannya, Baringin Lumbangaol menceritakan, bagaimana perjuangan sejumlah sosok hebat dari daerah kumuh di Belawan, yang kemudian tampil menjulang dalam kiprahnya di berbagai bidang, seperti Dede Atika, perawat yang turut berjuang melawan pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Wisma Atlet, Alfi Musaitir yang bisa mengejar impiannya sekolah pelayaran di Politeknik Pelayaran Malahayati, Aceh atau Muhammad Andre yang rajin memulung untuk membiayai pendidikannya agar kelak bisa jadi pilot.
Melalui buku ini, penulis juga mengulas sepak terjang GNI dalam penguatan pemberdayaan masyarakat di Belawan. Hadirnya Kelompok Gempita (Gerakan Masyarakat Pintar) Belawan, binaan GNI telah membawa banyak perubahan signifikan. Diantaranya, masyarakat mulai terlibat koperasi, bank sampah, adanya satgas antianak putus sekolah, layanan pangan online dan penguatan ketahanan pangan melalui budidaya lele dalam ember. “Semua upaya itu dilakukan dalam rangka mencegah anak putus sekolah,” terang Dedy.
Sarah Emma Bangun, perwakilan Dinas Perpustakaan Kota Medan menyambut baik kerja sama dengan GNI ini. Dan tahun depan (2022), katanya, pihaknya akan kembali mengaktifkan penggunaan mobil perpustakaan keliling.