Bobby Afif Nasution: Kaum Milenial Perlukan Wadah Penyaluran Bakat dan Keterampilan

Bobby Afif Nasution: Kaum Milenial Perlukan Wadah Penyaluran Bakat dan Keterampilan
Bobby Afif Nasution (ketiga dari kiri). Foto:D|Ist

Masih minimnya sarana olahraga, kata Bobby,  bakat dan keterampilan kaum milenial tak tersahuti, kreasi mereka terpendam. “Yang jago balapan malah jadi geng motor, karena mereka tak punya tempat untuk menyalurkan bakat,” jelas Bobby.    

Selain itu, tambah Bobby, untuk menyentuh bakat musik milenial juga bagai belum punya tempat di kota ini. Makanya, kata Bobby, hampir setiap ruang terbuka hijau dan tempat jajanan menjadi sasaran para musisi untuk menyalurkan bakat. “Silih berganti mereka bernyanyi di tempat-tempat keramaian,” tandasnya.

Bahkan seperti beradagium, Bobby juga menyinggung kalau rekaman di Kota Medan terkesan lebih mahal dibanding rekaman ke Singapura, sehingga mereka jadi memilih menyanyi di jalanan. “Ruang terbuka hijau memang harus dibangun apik sehingga bakat mereka juga dapat tersalurkan,” kata Bobby.  

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, Alexius Turnip salah seorang tokoh milenial mengatakan, bahwa selama ini kaum milenial seperti tak mendapatkan tempat. “Aspirasi mereka nyaris tak tersahuti,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Alex, dia mengharapkan pemangku kebijakan patut memperhatikan aspirasi kaum milenial.

Sementara, tokoh ternama Kota Medan, Maruli Siahaan dalam paparannya mengatakan, kaum milenial ini memang perlu diperhatikan.

Mereka juga berharap, terang Maruli, bahwa Kota Medan harus berubah dan dapat meningkatkan kesejahteraan dan perkenomian masyarakat. 

Selain itu, Maruli juga menyinggung pembangunan jalan di Kota Medan yang belum maksimal, bahkan menjadi cibiran di tengah-tengah warga. “Kalau di Bandung lubang yang berjalan, di Medan jalannya yang berlubang,” sentil Maruli.

Begitu juga banjir, lanjut Maruli, di Kota Medan ini seperti sudah menjadi langganan setiap tahun, khususnya di musim penghujan. D|Med-41

Pos terkait