‘Carli’ Usaha Alternatif Warga Labusel di Musim Covid

‘Carli’ Usaha Alternatif Warga Labusel di Musim Covid
Lidi kelapa sawit ini dikumpul dan dijemput penampung dari rumah ke rumah warga. Foto:D|labusel|baharudin siregar

Catatan | Baharudin Siregar | Mediadelegasi

Carli menjadi pekerjaan alternatif sebagian warga Labusel di musim pandemi Covid-19. Bukan hanya kaum Hawa, anak-anak juga meminati pekerjaan ini karena ketidakjelasan belajar di kelas dengan tatap muka.

Aini misalnya. Bocah Kelas II Sekolah Dasar itu tampak menenteng botol minuman berisi susu dan bontot bekal makan siang. “Tidak sekolah, jadi lebih baik saya ke bawah pohon sawit, Carli kan dapat duit,” ucap Aini bocah tergolong bijak dalam berbicara ini.

Bacaan Lainnya

Bocah kecil ini mendapat ijin dari orangtuanya menelusuri gawangan kebun kelapa sawit milik perkebunan swasta di Kecamatan Sungaikanan Labusel itu. “Aini tidak sendiri, dia pergi dengan teman sebayanya dan akan bertemu dengan carli dari kampung lain,” ungkap ibunda Aini.

Carli, singkatan dari kata cari lidi, sebutan pekerjaan alternative di musim covid di daerah ini. Harga jual Tandan Buah Sawit (TBS) dan getah karet yang terus menurun, membuat warga Labusel menjadi anggota carli yang saat ini lumayan menjanjikan.

Pelepah sawit bekas pemanenan buah biasanya diletakkan di gawangan pohon kelapa sawit. Lidi tua ini menjadi sasaran anak-anak dan kaum Hawa. Lidinya diretas dari pelepah, dikumpul dan di bawa pulang. Daun lidinya diarit dan lidinya dikumpul.

Pos terkait