Jika status Geopark Global dicabut, dampaknya bukan hanya kehilangan pengakuan internasional, tetapi juga mencoreng nama Indonesia sebagai pengelola kawasan konservasi.
Menyerukan panggilan terbuka kepada para pengambil keputusan: Gubernur Sumut, turun ke lapangan dan tinggalkan politik meja. Tujuh Bupati Toba, ubah tanda tangan menjadi aksi.
Komunitas lokal, suarakan kepedulian. Ini tanah air kita bersama. Danau Toba bukan sekadar keajaiban geologi, tetapi simbol martabat bangsa dan ujian tata kelola publik.
Waktu hampir habis. Dunia tidak menilai dari presentasi PowerPoint, tetapi dari kondisi nyata di lapangan. Jika tak mampu menjaga, maka lebih baik memberi ruang kepada yang mampu.
Dunia sedang mengamati, bukan hanya status, tapi integritas. Jika kita tidak mampu menjaga Danau Toba, maka kita tidak layak mendapatkannya.
Sejarah akan mencatat, apakah kita berdiri menjaga, atau memilih diam saat warisan bangsa hampir hilang. Danau Toba adalah simbol kebanggaan nasional, dan kita harus menjaganya dengan baik.
Danau Toba di persimpangan antara kehormatan dunia atau kehilangan status prestisius. Kita harus bertindak sekarang untuk menjaga Danau Toba dan mempertahankan status Geopark Global UNESCO. D|Red.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.






