Etika Pejabat Publik
Prilaku pejabat publik begitu cepat popular di era digital. Bukan sebatas etika pejabat, tapi masyarakat juga dapat mengetahui begitu cepat prilaku keluarga sang pejabat. Memang bagi pejabat publik, era ini membuka ruang publik semakin membesar dan ruang privatnya semakin mengecil.
Masyarakat menaruh harapan bagi pemimpin dalam menegakkan etika publik dan hukum bagi pejabat publik. Tentunya etika pejabat publik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus berfungsi dengan baik. Etika harus menjadi prioritas dalam proses terbentuknya kualitas dan integritas perilaku.
Pejabat publik patut menyadari, era digital menyuguhkan peran masyarakat semakin kuat dalam melakukan pengawasan bagi pejabat publik dengan berbagai prilaku bahkan hobi yang dapat menodai etika keberpihakan kepada rakyat. Misalnya dengan wisata dan makan-makan mewah, koleksi barang-barang mewah berharga dan lain-lain.
Saatnya rakyat mengenali kontestan dari sisi program atau kebijakan publik yang ditawarkan dan diperjuangkan. Memahami citra sosialnya di masyarakat.
Kemudian, yang tak kalah pentingnya mengenali perasaan emosional kontestan, dari sisi dimensi emosional yang ditunjukkan dengan perilaku maupun kebijakan-kebijakan yang ditawarkan.
Citra kontestan juga dapat diketahui melalui sifat-sifat khusus yang melekat menjadi pembeda dengan kontestan lain. Memahami perilaku, tutur kata, charisma, kemampuan intelektualnya, maupun kemampuan beradaptasi dengan komunitasnya.