Dalam paparannya Arjon meminta agar para mahasiswa berubah sesuai dengan tuntutan covid-19. Covid telah mengubah segalanya dalam tatanan kehidupan terutama penurunan lowongan pekerjaan. Jika seorang mahasiswa tidak memiliki keahlian, maka cenderung hanya akan menambah jumlah pengangguran. Mahasiswa harus mampu membuat tugas akhir berdasarkan permasalahan nasional. Dengan demikian kelak ketika lulus, mahasiswa cenderung siap untuk memecahkan persoalan bangsa ini.
Arjon juga menjelaskan bahwa FTIK harus mampu menjadi jembatan pengembangan ilmu dan teknologi antar fakultas di UNPRI melalui Artificial Intelligent, Big Data, dan Internet of Things. Mahasiswa harus aktif meminta atau bahkan memohon kepada Dosen agar para dosen memberdayakan. Stategi memilih topik inovatif dan menulis tugas akhir juga dijelaskannya.
Beberapa topik penelitian yang sudah dan sedang diteliti oleh Arjon dengan timnya antara lain, analisa dan pemanfaatan aktivitas sinyal otak untuk berbagai aplikasi (seperti untuk menjalankan kursi roda, deteksi narkoba, deteksi efek makanan pada otak, deteksi perasaan, deteksi aroma), deteksi aktivitas jantung, deteksi pergerakan bayi, sistem suspensi mobil, sistem energi, sistem kontrol suhu air, dan masih banyak lagi. Secara keseluruhan lab penelitian yang dikembangkan Arjon mampu memberikan lebih dari 200 judul tugas akhir kepada mahasiswa FTIK UNPRI.
Judul Tugas Akhir kita akan selalu ada dalam curriculum vitae (CV) dan tidak bisa diganti atau dihapus. Jika kita memiliki Judul Tugas Akhir yang buruk atau tidak inovatif, maka selamanya CV kita akan menjadi cacat. Arjon mencontohkan bahwa hanya membaca judul tugas akhir, kualitas seseorang akan tercermin. Jika membuat Tugas Akhir yang inovatif saja tidak mampu, bagaimana mungkin bisa menyelesaikan persoalan bangsa ini? D|Red-02|rel