Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa peran komoditas sawit terhadap perekonomian nasional melalui peningkatan taraf hidup masyarakat pedesaan di Indonesia dinilai sangat besar sejak puluhan tahun lalu.
Namun, lanjut Muchtar, ternyata masih banyak generasi milenial yang belum paham secara utuh tentang seluk beluk tanaman kelapa sawit dan program pengembangannya.
Produk unggulan
Ia mengatakan, SAMADE berkomitmen untuk terus berupaya melakukan sosialisasi kepada petani sawit dan gerakan pemberdayaan kelompok dalam menciptakan produk unggulan dari kelapa sawit kepada kalangan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Komitmen tersebut, kata dia, diaktualisasikan SAMADE dengan membantu petani sawit untuk menggenjot produktivitas sawit petani melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) serta berbagai program pelatihan.
Khusus PSR, katanya, Pemerintah melalui dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) membantu petani Rp30 juta per hektare.
“Dalam program peremajaan sawit, kita ingin petani menggunakan bibit unggul, sesuai Good Agricultural Practices atau GAP,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, ketua panitia inagurasi UHN Ir. Bangun Tampubolon, MS yang juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan,
menyambut gembira atas paparan DPP SAMADE tentang Sawit itu baik.
“Kami akan lebih mendalami lagi nantinya di kampus sehingga hal ini bisa tertuang dalam kurikulum fakultas pertanian, sehingga hal-hal yang negatif tentang kelapa sawit yang dilontarkan berbagai pihak dapat ditepis oleh para mahasiwa atau generasi milenial yang akan melanjutkan perjuangan tentang sawit berkelanjutan,” ucap dia.
Pihaknya menginginkan perjuangan Samade tentang pemahaman sawit itu baik dapat diwariskan dan bermanfaat kepada generasi milenial Indonesia.
Acara itu turut dihadiri kalangan sivitas akademika UHN lainnya, di antaranya
Dekan Fakultas Pertanian Ir. Benikha Naibaho, MSi, Prof Ferisman Sitindaon, Dr. Parlindungan Lumbanraja dan Dr. Hotman Manurung. D|Med-24