Keynote satu dimulai oleh wamen Alue Dohong PhD dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Dia menyampaikan beberapa poin tentang lingkungan dan beliau juga membahas tentang konsep persemaian modern guna mendukung rencana pembangunan. Berhubung keynote kedua Wishnutama Kusubandio Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga berhalangan hadir, maka langsung pada keynote keempat yaitu Pdt Dr (HC) Willem TP Simarmata, MA Anggota DPD RI dari Provinsi Sumatera Utara.
Bapak WTP Membahas tentang bagaimana ekonomi dan teknologi serta karakter dan budaya masyarakat sekitar memengaruhi pembangunan danau toba. Sesi keynote speakers dipimpin oleh moderator Letjen TNI (Purn) Cornel Simbolon MSc dan Prof Dr Ir Tualar Simarmata.
Rangkaian kegiatan selanjutnya yaitu sesi pembiacara undangan oleh beberapa speaker diantaranya Gubernur Sumatera Utara, sayangnya Gubernur juga berhalangan hadir dan digantikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.
Lalu dilanjutkan oleh pembicara undangan kedua yaitu Dirut Badan Otorita Danau Toba Ir. Arie Prasetyo. Selanjutnya pembicara undangan ketiga dan seterusnya oleh daerah- daerah di Sumatera Utara diantaranya perwakilan Bupati Kabupaten Simalungun, Bupati Kabupaten Tapanuli Utara, perwakilan Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan, Bupati Kabupaten Dairi yang diwakili oleh kepala bappeda, Bupati Kabupaten Karo, dan Plt Bupati Kabupaten Samosir.
Toba adalah satu-satunya kabupaten yang tidak hadir dalam acara PPMKDT 2020. Panita menyampaikan bahwa sejak awal kabupaten Toba memang tidak pernah hadir dalam tiga kali pertemuan virtual yang dilaksanakan.
Setelahnya ada sesi diskusi yang dipandu oleh moderator yaitu Dr Martuama Saragi MM dan ArjonTurnip Ph.D. Partisipan sangat antusias dalam diskusi dan tanya jawab bahkan sejak keynote speaker pertama memaparkan materinya.
Setelah diskusi yang luar biasa antusias, waktu istirahat, salat dan makan (Isoma) membatasi diskusi yang sangat aktif tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan agend aberikutnya yaitu penampilan profil PT Agrowisata Porlak Parna dan penampilan tarian daerah-daerah.
Kemudian selanjutnya sesi paralel, panitia membagi room menjadi tujuh room di antaranya yaitu Class 1/ Invited Talk I Kepala Bapeda Kab. Simalungun ,Class 2 /Invited Talk II Kepala Bapeda Kabupaten Toba. Class 3/ Invited Talk III Kepala Bapeda Kabupaten Tapanuli Utara, Class 4 / Invited Talk IV Kepala Bapeda Kabupaten Humbang Hasundutan. Class 5/ Invited Talk V Kepala Bapeda Kab. Dairi, Class 6 /Invited Talk VI Kepala Bapeda Kabupaten Karo dan Class 7 /Invited Talk VII Kepala Bapeda Kabupaten Samosir.
Dari tujuh kepala bapeda yang diundang yang diharapkan untuk memaparkan program masing-masing kabupaten hanya dihadiri oleh tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karo, Tapauli Utara, dan Kabupaten Samosir. Masing-masing room dilengkapi oleh para pemateri dari lebih 20 perguruan tinggi dari Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Ketujuh room cukup aktif dalam berdiskusi dan presentasi materi untuk tujuan dalam mensinergikan akademisi, praktisi, perantau dan pemerintah pusat serta derah untuk membangun kawasan Danau Toba dengan pemberdayaan masyarakat.
Sebelum mencapai penghujung kegiatan, ketua panitia Arjon Turnip PhD mengumumkan pembicara terbaik yaitu room satu yaitu Arnaldo Marulitua Sinaga,room kedua yaitu Maria Eprina Kusumo, room ketiga yaitu Endra joelianto, room keempat yaitu Jemia Afdhila Darmawan, room kelima yaitu Fitri Wulandari Sardhi, room keenam Yoana saragih dan room ketujuh Agus Yadi Ismail.
Lalu ditutup dengan penyampaian pesan dan kesan oleh perwakilan pembicara, perwakilan pemateri terbaik, perwakilan ketua punguan marga, partisipan dan ketua Yayasan Parna Indonesia. Selanjutnya doa bersama sekaligus menandakan acara resmi ditutup, namun antusias dan apresiasi dari peserta masih terlihat menyelamati panitia atas suksesnya kegiatan hingga akhir. D|Rel