Kini ponsel cerdas bagai menjadi senjata seorang ibu untuk menenangkan bayinya. Duduk bersama di suatu tempat terkesan tanpa bicara, karena masing-masing tampak sibuk dengan ponselnya. Interaksi sosial hanya lewat media sosial, adat budaya pun kian memudar. Transisi moral di era global penting ditangkal.
SUKA atau tidak suka, terjangan arus globalisasi tak bakalan terbendung, mengalir deras mengisi ruang dan mempengaruhi sendi kehidupan manusia. Gelombang globalisasi fase ini ditandai dengan membahananya layanan digital.
Richard Baldwin, penulis buku The Globotics Upheaval, menyebutkan, berkembangnya layanan digital, itulah masa depan globalisasi nantinya dan itulah globalisasi 4.0.
Globalisasi berasal dari bahasa Inggris yaitu globalize, artinya universal atau menyeluruh dan imbuhan -ization pada kata globalization berarti proses mendunia. Makna globalisasi merupakan sebuah proses dari suatu (informasi, pemikiran, gaya hidup dan teknologi) yang mendunia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat, makna globalisasi, sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Globalisasi menjadi proses masuknya informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi ke ruang lingkup dunia. Sederhananya, globalisasi merupakan sebuah fenomena integrasi internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia.
BACA JUGA: Memanajemen Kampus Merdeka, Harapan dan Tantangan
Mengutip Donny Ermawan T dalam jurnal Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah di Indonesia, globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarmanusia dan bangsa di seluruh dunia melalui perdagangan, perjalanan, interaksi, dan sebagainya yang membuat batas-batas suatu negara menjadi sempit.
Sadar atau tidak sadar, transisi moral sebagai dampak globalisasi cukup mempengaruhi relung kehidupan dewasa ini. Sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan mengalami dampak postif dan negative globalisasi.