Medan-Mediadelegasi : Seiring dengan perubahan gaya hidup akibat pandemi, rumah tak lagi hanya sekadar tempat tinggal. Ia telah bertransformasi menjadi kantor, sekolah, tempat berolahraga, hingga ruang refleksi pribadi. Pergeseran ini memunculkan tren baru dalam dunia lifestyle, khususnya dekorasi rumah. Banyak orang kini berfokus menciptakan “ruang penyembuhan” atau healing space di dalam hunian mereka.
Menurut pengamat desain interior, tren ini didorong oleh kebutuhan mendesak untuk menemukan ketenangan di tengah ketidakpastian. “Rumah adalah benteng kita. Ketika dunia di luar terasa chaotic, kita mencari kedamaian di dalam,” kata seorang desainer interior terkenal.
Salah satu elemen utama dari tren ini adalah kehadiran tanaman hias. Tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi, tanaman dipercaya dapat meningkatkan kualitas udara dan memberikan efek menenangkan. Jenis tanaman yang populer antara lain Monstera, Fiddle Leaf Fig, dan berbagai jenis Sansevieria yang perawatannya mudah.
Selain itu, pencahayaan yang hangat dan lembut menjadi kunci. Penggunaan lampu dengan cahaya kekuningan (warm white) atau lilin aromaterapi sangat digemari untuk menciptakan suasana relaksasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan menciptakan ambience yang nyaman, terutama di malam hari.
Tren lain yang menonjol adalah minimalisme dan fungsionalitas. Setelah berbulan-bulan di rumah, banyak orang menyadari bahwa barang-barang yang tidak esensial hanya menambah kekacauan. Mereka mulai menerapkan konsep decluttering dan memilih furnitur yang multifungsi, seperti sofa bed atau meja lipat, untuk memaksimalkan ruang yang terbatas.
Tekstur alami juga mengambil peran penting. Penggunaan material seperti kayu, rotan, bambu, dan linen semakin diminati. Material-material ini memberikan sentuhan organik yang menghubungkan kita dengan alam, membantu mengurangi stres, dan membuat rumah terasa lebih sejuk dan nyaman.





