Menulis Itu Ekspresi Pribadi yang Sejati

Menulis Itu Ekspresi Pribadi yang Sejati
Penulis | Jacob Ereste | Jurnalis Senior tinggal di Banten. Foto: dok-jacobereste

Dari keberagaman keanggotaan suatu group dalam media sosial itu, maka sikap tenggang rasa pun dapat ditakar agar tak sampai berlebih, termasuk dalam kecenderungan yang lebih bersifat pribadi dan mengandung kadar egoistik tinggi. Sebab pembaca tulisan kita pun punya sifat dan sikap yang mungkin sama atau lebih berat untuk diimbangi dalam banyak hal utamanya untuk mengupayakan sikap tenggang rasa.

Karenanya, aktivitas menulis — apapun bentuknya — dapat dijadikan alat penakar tingkat kesabaran diri, rasa tenggang yang sepatutnya selalu berada dalam kontrol yang baik serta daya jangkau psikologis yang menjadi bagian dari bekal dasar menulis untuk lebih baik dan bernas. 

Sebab beragam latar belakang penikmat sajian dari sebuah tulisan — atau apapun yang kita suguhkan melalui media sosial itu — sesungguhnya  mencerminkan sikap dan sifat atau watak dari diri kita yang sejati. Di dalamnya akan memantulkan sosok kita yang asli yang diekspresikan oleh paparan dari ungkapan tulisan yang tersaji itu.

Minimal dengan sikap yang lebih bijak kita pun — sebagai penulis atau penyaji materi yang kita tampilkan lewat media sosial ini — dapat menjadi alat pengukur, apakah ide atau gagasan maupun buah pikiran yang kita bagikan dalam bentuk karya tulis itu bisa diterima dengan baik oleh kalangan penikmat yang beragam latar belakangnya itu.

Demikian juga sebaliknya, jika apa kita suguhkan itu dominan mendapat cercaan, cemoohan atau kecaman serta kritik dari para pembaca, itu semua harus dapat diterima  sebagai bahan kajian untuk mematut diri. Karena memang sebuah tulisan — termasuk karya cipta yang lain — sejatinya merupakan cermin dari wajah diri kita yang asli dan otentik. Begitulah ekspresi wajah kita yang sesungguhnya.

Penulis | Jacob Ereste | Jurnalis Senior tinggal di Banten

Pos terkait