Purwakarta-Mediadelegasi: Panglima Kodam III Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto meresmikan jembatan Siliwangi 4, jembatan penghubung Kabupaten Purwakarta dengan Kabupaten Subang, Rabu (17/3).
Jembatan ini sebagai pengganti jembatan Bodem di Desa Karang Mukti, Kecamatan Bungursari yang ambruk pada tahun lalu, kini jembatan tersebut berfungsi kembali dilalui kendaraan sebagai jalur tembus alternatif menuju Kabupaten Subang.
Seusai peresmian, Mayjen Nugroho Budi Wiryanto mengatakan, jembatan ini agar dirawat dan dipelihara dengan baik sehingga masa pakainya bisa lebih lama.
“Kekuatan jembatan, kurang lebih 40-50 ton. Ini sangat luar biasa, saya rasa kalau dirawat dengan baik masa pakainya bisa lebih lama lagi,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam kurun waktu satu tahun ini, pembangunan jembatan di wilayah Jawa Barat sudah empat jembatan.
“Jembatan bailey yang kokoh merupakan jembatan gantung, seperti di Sumedang, Garut dan Majalengka. Semoga apa yang dilakukan TNI AD dapat bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Pangdam di lokasi peresmian.
Di tempat yang sama, Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menyampaikan, sejak peristiwa ambruknya jembatan itu, jajarannya langsung melakukan serangkaian upaya supaya jalur tersebut bisa kembali dilalui.
“Jembatan tersebut selama ini menjadi akses alternatif penghubung antara Kecamatan Bungursari dan Campaka. Bahkan, penyambung jalur dengan kabupaten tetangga,” katanya.
Sebelumnya, sambung Anne, warga harus memutar arah dan semenjak dibangunkan jembatan darurat warga sedikit dapat melintas namun hanya menggunakan kendaraan roda dua saja.
“Mudah mudahan setelah diresmikan, akses sosial dan perekonomian dapat lancar,” tambahnya.
Menurutnya, untuk sementara akses penghubung yang dibangun dengan anggaran perubahan itu hanya jembatan sifatnya masih darurat.
“Kami memang berencana membangun jembatan permanen sebagai pengganti jembatan yang ambruk itu. Namun, untuk membangun jembatan permanen dibutuhkan kematangan perencanaan. Mengingat, tanah di lokasi itu cukup labil,” jelasnya.
Ia menambahkan butuh penelitian dan kematangan perencanaan dan tak bisa begitu saja membangun jembatan permanen baru.
“Jangan sampai pengalaman kemarin (ambruk) itu terjadi lagi dan menjadi evaluasi bagi kami. Intinya, jembatan permanen masih direncanakan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan setidaknya dengan adanya jembatan sementara ini, mobilitas warga bisa kembali berjalan normal.
“Sehingga, bisa membantu percepatan pemulihan ekonomi warga di kedua wilayah perbatasan yang saat ini masih dalam bayang-bayang pandemi Covid-19,” ucapnya.
“Meski bersifat sementara, mudah-mudahan jembatan bodem bisa mempermudah akses dan aktivitas warga. Kami ingatkan, agar jembatan ini bisa dirawat dan dijaga. Kendaraan-kendaraan berat yang tonasenya tinggi, tidak boleh melintas atau dibatasi,” jelas Bupati. D/Jbr-Par