Pariwisata Desa

Pariwisata Desa
Ilustrasi bubur. Foto: D|Ist

GAUNG Desa Wisata atau pariwisata desa, mengingatkan Buku Mao Tze Tung ”Desa Mengepung Kota”. Atau jargon Mao Zedong (1893-1976), identik dengan teori makan bubur panas, memulai dari tepi.

Sebuah gagasan dan program yang tengah menggeliat, desa wisata, sebuah upaya membengun perekonomian dan pemberdayaan masyarakat desa.

BACA JUGA: Erick Thohir Resmikan Desa Wisata Parung

Bacaan Lainnya

Referensi mencatat, Mao Zedong memiliki strategi desa mengepung kota dalam menjalankan revolusi di China, maka Jack Ma punya strategi tersendiri menjadikan desa sebagai basis perekonomian digital.

BACA JUGA: Pemkab Sergai Fokus Kembangkan Desa Wisata Kampung Tahu

Jack Ma membangun Alibaba, kini terkenal sebagai raksasa perdagangan berbasis elektronik (e-dagang) di Hangzhou.

Kini Hangzhou yang berjarak sekitar 1.280 kilometer di sebelah tenggara Beijing bukan saja dikenal sebagai markas utama Alibaba melainkan juga telah menjelma sebagai pusat ekonomi digital China.

Ibu Kota Provinsi Zhejiang itu juga mendapat pengakuan dunia, atas kesuksesan Konferensi Tingkat Tinggi ke-11 Kelompok 20 Ekonomi Utama (G-20) pada 2016. Hangzhou juga ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games ke-XIX pada 2022.

BACA JUGA: Dongkrak Pendapatan, Giliran Desa Wisata Bagot Dinobatkan

Desa wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung di bawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama dengan menyesuaikan keterampilan individual berbeda.

Sepekan terakhir, geliat Pariwisata Desa semakin popular bersamaan dengan kedatangan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno. Banyak desa di Sumatera Utara dikunjunginya, memupuk gairah desa wisata.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Dorong Pemkab Langkat Kembangkan Potensi Wisata di Desa Dogang

Bukan sekadar datang memukau harapan, sinerjitas masyarakat desa dengan pemerintah harus terbina berkepanjangan, agar harapan bukan hanya program ‘mencongkel’ anggaran.

BACA JUGA: Bupati Samosir Kukuhkan Desawisata Sijambur

Pembinaan sumberdaya manusia dan kearifan lokal agaknya menjadi modal utama mempertahankan kelangsungan hidup desa wisata. Membangun dan menciptakan rasa aman bagi pengunjung agar tidak jera berkunjung ke desa wisata yang menjadi andalan. Atau desa wisata hanya menggeliat bersama dekade kepemimpinan saja.

BACA JUGA: Firman Giawa Pantau Pelaksanaan Nias Pro 2022 WSL QS 5000

Analogi bubur panas, terlebih dahulu dingin di tepi, diharapkan menjadi penyejuk bangkitnya perekonomian desa untuk kemajuan bersama Indonesia. mas|D-Torial

Pos terkait