Samosir-Mediadelegasi: Pemerintah dan pihak kepolisian diminta turun untuk mengatasi permasalahan, yang terjadi di perladangan Pispis sekitar 1 Hektar di Desa Parhorasan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir yang digarap oleh oknum tak bertanggungjawab. Sehingga pemilik persawahan yang sudah mengelola lahannya puluhan tahun berkeberatan.
Sontaria Saragi merupakan istri dari Sumindar Sihotang, kepada wartawan Senin (13/12/2021) di Pangururan menjelaskan, lahan pertanian milik mereka sudah dikelola sejak dulu. “Mulai dari leluhur kami,” sebutnya.
Namun dikatakannya, sekarang lahan pertanian itu digarap oknum yang dinilai tak bertanggungjawab. “Maka kami berkeberatan dan dicoba oleh Pemerintah Desa untuk mediasi, namun tak ada kesimpulan,” imbuhnya.
Karena mediasi dianggap menemui jalan buntu, diharapkannya, pihak pemerintah maupun kepolisian agar turun secepatnya.
“Kami perlu persoalan ini diluruskan, sekaligus minta perlindungan hukum, menjaga hal hal yang tidak diinginkan,” sebutnya lagi.
Dia menambahkan, bahwa mereka sekarang ini merasa wawas setelah mediasi di Kantor Desa tidak menemukan kesimpulan.
Sementara Rosika Sihotang sebagai kerabat dekat mengatakan, ayah mereka Op. Leber Sihotang sudah mengelola perladangan Pispis sejak dulu.
“Pada tahun 1990 saya sendiri masih mengelola ladang itu,” katanya.
Ia mengungkapkan, sebagai masyarakat lemah memohon pihak pemerintah dan aparat kepolisian demi keselamatan. Karena menurutnya, pihak yang menggarap lahan pertanian peninggalan orangtuanya digarap oknum yang dinilai tak bertanggungjawab.
“Kami takut timbul konflik horizontal, sehingga kami mohon pihak kepolisian segera turun ke lokasi,” harapnya serius.
Dia bercerita, perladangan yang digarap oknum itu merupakan peninggalan leluhur mereka Op. Leber Sihotang. “Selanjutnya dikelola ayah kami Op. Maroloan Sihotang,” tuturnya.
Sekarang ini dikatakan Rosika, persawahan mereka diteruskan saudara lelakinya Sumindar Sihotang. “Tapi karena sudah meninggal tahun lalu, dilanjutkan istrinya Sontaria Saragi,” bebernya.
Karena mereka mengaku dari keluarga lemah, Rosika Sihotang berharap kehadiran pemerintah. “Kepada siapa lagi kami mengadu selain pemerintah,” ujarnya sedih.
Ditambahkanya, bahwa oknum yang mengelolah lahan tersebut atas persetujuan pemerintah, namun belum diketahui pasti dinas mana, karena tidak diberitahukan pada saat mediasi.
Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Bueraja Sihotang selaku kepala desa Parhorasan, dia mengaku tidak mengetahui lahan tersebut.
“Terkait lahan dimaksud saya tidak mengetahui amang,” ujarnya, Rabu (15/12) lewat pesan WhatsApsnya.
Ditanya tentang mediasi dia mengaku sudah melakukanya. “Sudah amang, akan tetapi akan kita pertemukan lagi mereka setelah titik lokasi tanah permasalahan sudah tetap,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskanya tentang titik lahan yang dipersoalkan masih belum diketahui pasti, karena belum turun ke lokasi.
“Lahan yang di kelola luasnya kira kira 10 Ha, yang jadi permasalahan sama Ibu Sontaria kira kira 1 Ha, jadi Pak Kadus (Kepala Dusun) siap untuk mendapingi ke Lokasi. Akan tetapi sampai sekarang belum di lakukan menurut laporan Kadus,” tandasnya. D|Sam-59