Samosir-Mediadelegasi: Berbagai macam keluh kesah disampaikan para petani yang tergabung dalam Serikat Tani Kabupaten Samosir (STKS) pada Hari Tani Nasional pada Jumat 24 September Minggu lalu. Termasuk menyoroti penyuluhan pertanian yang masih kurang di Samosir.
Selain masalah Pendidikan dan Kesehatan keluahan yang paling utama dialami para petani Samosir diantaranya masalah harga pupuk bersubsidi, Alsintan, hingga masalah kurangnya penyuluhan pertanian yang dilakukan pemerintah kabupaten Samosir melalui dinas Pertanian.
Pemerintah Kabupaten Samosir melalui PLT Kepala Dinas Pertanian Jhunellis Sinaga, menyampaikan beberapa tanggapan, Selasa kemarin.
Bantuan alat alat Pertanian atau Alsintan yang tidak tepat sasaran dan tidak dipergunakan dengan baik, Jhunellis Sinaga mengatakan akan ada sanksi.
“Kalau dalam hal pemberian bantuan alsintan, kita buat yang namanya fakta Integritas, trus ada berita acara serah terima, Apabila tidak dimanfaatkan akan kita tarik kembali,” ujarnya.
Dijelaskanya bahwa dinas pertanian kabupaten Samosir sudah melakukan penarikan kepada beberapa kelompok tani yang tidak mempergunakan bantuan Alsintan.
Mengenai keterbatasan sumber daya manusia (SDM) para petani di Samosir yang notabenya masih bertani dengan cara tradisional, sangat membutuhkan penyuluhan penyuluhan yang maksimal.
Akan tetapi kurangnya tenaga PPL dari dinas Pertanian, membuat para petani di Samosir bertani apa adanya dan tidak dapat memperoleh hasil pertanian yang memuaskan.
“Terus terang PPL kita masih terbatas, dengan 128 Desa dan 6 Kelurahan dengan jumlah PPL hanya 43 orang, itu memang belum pas, seharusnya 1 Desa satu penyuluh,” terangnya.
Kemudian tentang keluhan petani terkait harga pupuk bersubsidi yang melebihi harga eceran tertinggi (HET) adalah tugas dari Dinas Koperindag untuk mengawasinya. D|Sam-59