Menyangkut isu Politik identitas yang kerap mewarnai agenda politik, harus disikapi secara arif dan bijaksana, bukan didasarkan pada ketidaksukaan atau kebencian bahkan bersifat sentimen personal.
“Politik identitas, memang tidak bisa di hindari. Bahwa isu-isu agama selalu menarik di tampilkan sebagai isu politik dengan target tertentu, justru ini kurang relevan jika mengacu pada nama-nama yang bakal maju di bursa calon Kepala Daerah di Kota Medan,” ujarnya.
Dari nama yang semakin menguat, dia memprediksi pasangan muslim-muslim akan berkompetisi. “Jadi tidak ada alasan untuk memunculkan isu politik identitas terkait dengan agama”, tandas mantan Ketua Bidang Eksternal Badko HMI Sumut.
Dikatakannya, orang muda selalu akan memunculkan harapan baru. Perdebatan soal tua atau muda sebagai calon Pemimpin di Kota Medan, bukan menjadi persoalan yang harus di respon secara negatif.
“Dikotomi antara tua dan muda, pengalaman atau tidak punya pengalaman, bukanlah satu hal yang harus menjadi syarat, karena persoalan Kota Medan ini sangat kompleks untuk segera di perbaiki,” ujarnya.
Menurutnya, banyak PR Pembangunan Kota Medan yang sampai hari ini belum terealisasikan, diantaranya Pembangunan Islamic Center yang terhenti hampir 10 tahun lebih.
“Inilah tantangan bagi Bobby Nasution jika nantinya diberi amanah masyarakat Kota Medan sebagai Walikota. Jadi intinya perdebatan klasik seperti hal di atas tidak perlu dijadikan perdebatan,” katanya.
Menurutnya, saatnya adu gagasan dan adu program bagaimana menata Kota ini menjadi lebih baik, lebih humanis dan terpenting lebih aman serta kondusif, sehingga masyarakat yang beraktifitas merasa nyaman tidak khawatir terjadinya hal-hal yang menakutkan di luar sana. D|Med-67