Medan-Mediadelegasi: PON Aceh-Sumut XXI tuai banyak kritik tajam. Bahkan para atlet menilai pelaksanaan PON di Sumut terparah. Selain masalah beberapa venue yang tak siap, atlet flu akibat debu, jalan berlumpur, hingga makanan basi. Calon wakil Gubernur Sumatera Utara Hasan Basri Sagala yang juga sempat menonton beberapa pertandingan PON di Sumatera Utara mengaku sedih atas kekurangan pelaksanaan PON yang menguar bahkan menjadi trending buruk di Nasional.
“Saya pasti sedihlah karena PON 2024 ini seharusnya menjadi moment luar biasa bagi Sumatera Utara dan Aceh untuk menunjukkan kelasnya ke Nasional. Tapi kita tak boleh berlarut-larut dengan image negatif ini. Ada satu moment besar yang harus dipersiapkan penyelenggara yaitu Closing Ceremony Penutupan PON XXI yang rencananya berlangsung di venue Stadion Utama Komplek Sport Centre. Penutupan PON harus menjadikan Sumut Menyala,”ujar Hasan Basri Sagala kepada wartawan di Medan, Senin (16/9).
Harus ada 5 martabat, yaitu bermartabat dalam penyelenggaraan, bermartabat dalam prestasi, bermartabat administrasi, bermartabat ekonomi, dan sukses pemanfaatan fasilitas pasca even, tambah Hasan.
‘Itu menjadi hutang penyelenggara PON 2024 yang sudah ditegaskan oleh Menpora. Saya berharap, Penutupan PON 2024 bisa benar-benar menyala untuk menutupi semua kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan akbar Nasional ini,” tegas Hasan.
Ditambahkan Hasan Basri Sagala, PON 2024 berlangsung di Sumut adalah sejarah besar setelah 71 tahun lalu berlangsung di Medan. Saat itu Sumut menduduki peringkat ke-4 dengan fasilitas seadanya. Hasan berharap tahun ini posisi Sumut membaik.
Hingga Minggu, 15 September 2024, pagi, posisi klasemen sementara didominasi oleh kontingen-kontingen kuat dari Pulau Jawa.
DKI Jakarta memimpin klasemen dengan perolehan medali impresif, yakni 93 emas, 82 perak, dan 74 perunggu, dengan total 249 medali.