IBU guru di sekolah dasar pasti marah besar ketika melihat anak muridnya memakai sandal jepit. Jika tanpa alasan kaki sedang sakit, ibu guru akan menyuruh pulang si murid dan baru boleh masuk kelas jika sudah memakai sepatu. “Seperti mau ke kamar mandi saja kau pakai sandal jepit,” itu kalimat pada puncak amarah sang guru saat razia kaki di sekolah.
Ternyata memang memakai –alas kaki yang dibuat dari kulit, karet ataupun plastik dengan pautan untuk jempol kaki dan jari kaki lainnya– itu mengesankan suatu hal yang santai. Lebih cepat dalam proses mengenakannya, rileks dan mengesankan ketidakformalan.
Belakangan, memperbincangkan sandal jepit begitu viral. Konotasinya mengarah kepada razia polisi lalulintas. Banyak stiker beredar secara berantai di ponsel cerdas, mengesankan penolakan imbauan.
BACA JUGA: Meski tak Akan Ditilang, Berkendara Jangan Pakai
Mengendarai sepedamotor jangan memakai sandal jepit. Parahnya, kelengkapan wajib berkendara seperti helm, knalpot standart, kaca sipion dan surat surat kendaraan nyaris kalah popular dibandingkan dengan kelengkapan alas kaki tidak memakai sandal jepit.
Tak lama viral, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi pun mengakui adanya imbauan tidak menggunakan sandal jepit saat mengendarai sepedamotor. Firman menyebut imbauan itu penting untuk meminimalisir fatalitas kecelakaan di jalanan.
Firman lebih mengarahkan pengalaman atas kasus kecelakaan jalanan bagi pengendara yang melakukan perjalanan dekat, yang hanya membeli tempe ke kedai, justru lebih rawan mengalami kecelakaan.
Meski hanya sebagai imbauan, pemahaman masyarakat berkembang bagai tak terkendali. Bahkan pemahaman hingga ke tilang polisi, jika berkendara memakai sandal jepit, melebihi maksud dari sebuah imbauan; meminimalisir fatalitas kecelakaan.
Padahal bukan sekadar membeli tempe ke kedai pengendara sepedamotor memakai sandal jepit. Pada banyak daerah, sandal jepit kerap dipakai mengunjungi pesta, karena sepatu menjadi budaya kantoran atau orang kantoran yang ‘populasinya’ sangat kecil apalagi di kecamatan pinggiran ibukota.
Terlebih, di kampung-kampung tidak akan ada razia kendaraan, imbauan tak memakai sandal jepit saat berkendara motor pun akan terabaikan. Sebab masyarakat kita lebih menghindari razia Polantas ketimbang fatalitas kecelakaan yang dimaksudkan Firman.