Tahun 2010, Sonny dipercaya menjadi Ketua DPP Ormas MKGR dan posisi itu dijabatnya selama 2 periode hingga Tahaun 2020, dan selanjutnya dipercaya menjadi Wakil Ketua Dewan Pakar Ormas MKGR hingga saat ini.
Di samping aktif ikut memimpin 3 Ormas sekaligus, DPP Mahasiswa Pancasila, DPP AMPI dan DPP Ormas MKGR. Sonny juga dipercaya menjadi Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna Nasional, dan saat ini masih dipercaya menjadi Ketua Presidium Alumni Mahasiswa Pancasila, Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi Pemuda Pancasila dan saat ini Wakil Ketua Umum DPP Komite Masyarakat Danau Toba.
Pemegang DAN IV Karate serta Ketua Komisi Tinju Profesional Indonesiaa ini, tidak pernah surut jika sudah terlibat didalam aktifitas Organisasi, dia akan total melakukan perannya, ikut menentu arah pergerakan Organisasi.
Setiap periode Pemilu, Sonny Manalu selalu ditawarkan maju menjadi anggota DPR RI, tapi posisi jabatan Birokrasinya yang dikala itu cukup strategis, Pimpinannya di Kemensos selalu menolak permohonannya untuk diijinkan maju di kontestasi Pileg.
Ayahandanya memberi nasehat, agar Sonny fokus menuntaskan, menyelesaikan tugas tugas birokrasinya. “….Jika engkau bisa menyelesaikan tugas Birokrasimu hingga ke Puncak Karir dan menjalankannya dengan amanah tanpa cela,… setelah Purna Tugas, ikutlah kontestasi Politik. Pengalaman, Rekam Jejak, dan prestasi Birokrasi dan prestasi Organisasimu akan menjadi bekal dan modal utamamu maju DPR RI..”, begitu nasihat Ayahandanya.
Kini setelah Purna Tugas, berbekal dua Keppres yang diberikan Presiden Jokowi kepadanya, yakni Keppres Pengangkatannya pada Jabatan Eselon I dan Keppres Pengangkatannya menjadi Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional, mengawasi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Dr.Sonny Westerling Manalu, merasa percaya diri siap melangkah mengikuti kontestasi Pileg 2024.
Sonny Manalu siap berkompetisi dan Maju tanpa beban, tapi berjalan seperti air mengalir. Menyiapkan Visi, Konsep dan Gagasan, menyiapkan Strategi, menyiapkan relawan, menyiapkan waktu, tenaga dan pikiran. Serta melakukan sosialisasi secara berantai lewat para relawannya, yakni para pendamping Sosial yang sudah lama dibinanya selama bertugas di lingkungaan Birokrasi.
BACA JUGA: Apakah Tetap Sistem Pemilu Proporsional Terbuka ?