Sehingga, ketika dihampiri kewarung, firasat buruk sudah diduga bakal terjadi. Meredam emosi para pelaku, Rozi mengakui sempat mengajak para pelaku duduk dan berbicara baik-baik.
“Saya awalnya bilang duduk dulu. Tapi tiba-tiba dua orang itu langsung main pukul. Hidung saya pun berdarah,” ungkap Rozi.
Tak hanya itu, lanjut Rozi mengatakan, bahwa kuatnya dugaan kekerasaan dialaminya merupakan dampak dari aksi unjukrasa adanya dugaan korupsi penyalahgunaan dana desa Pemkab Sergai tersebut, ketika para pelaku mengucapkan kata-kata intervensi atas aksi unjukrasa yang LSM Ommbak lakukan.
“Pelaku ada bilang demo-demo aja kau, nanti kau mati,” ucap Rozi menirukan ucapan pelaku.
Ironisnya, sebelum Rozi mengakhiri, ketika pengunjung di warung mencoba melerai, justru aksi brutal semakin terjadi.
“Rambut saya dijambak lagi. Kemudian tiga pelaku menghajar saya lagi sampai saya tersungkur. Kemudian pelaku cabut,” ungkap Rozi.
Selamat atas insiden kekerasan tersebut, dengan kondisi luka-luka dan tertatih, Rozi memilih untuk membuat laporan ke pihak kepolisian sembari mengharapkan perlindungan hukum.
Didampingi rekan-rekan aktivis lainnya, laporan polisi yang dilayangkan, diterima Mapolres Sergai dengan Nomor STTLP/21/2/2021/SU/Res Sergai.
Saat diupayakan konfirmasi, kesejumlah diduga terkait terhadap persoalan tersebut belum berhasil didapatkan hingga berita ini diterbitkan. D|Ser-red