Upaya Deteksi Dini dan Preventif Sudah Dilakukan, Saatnya Kita Tingkatkan Penegakan Hukum, Tegas Kapolres Samosir dalam Rakor Penanganan Karhutla

Upaya Deteksi Dini dan Preventif Sudah Dilakukan, Saatnya Kita Tingkatkan Penegakan Hukum, Tegas Kapolres Samosir dalam Rakor Penanganan Karhutla

Samosir-Mediadelegasi: Pemerintah Kabupaten Samosir menggelar Rapat Koordinasi Penanganan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tahun 2025 yang berlangsung di Aula Pemkab Samosir, Rabu (11/6/2025). Rapat ini dipimpin langsung oleh Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom, S.T dan dihadiri oleh jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, hingga perwakilan kelompok tani hutan.(11/06)

Dalam rapat yang dimulai pukul 10.40 WIB tersebut, berbagai pihak menyampaikan evaluasi serta rekomendasi strategi penanganan karhutla ke depan. Berdasarkan data BPBD, total luas lahan yang terbakar pada tahun 2025 mencapai ±382 hektare dengan 13 titik api yang tersebar di wilayah Kabupaten Samosir.

Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk, dalam sambutannya menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor. “Kita ingin tahun depan tidak ada lagi kejadian serupa. Rakor ini menjadi wadah untuk menyatukan persepsi dan strategi bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Samosir AKBP Rina Frillya, S.I.K, menegaskan bahwa selain upaya deteksi dan preventif yang telah dijalankan, kini sudah saatnya dilakukan langkah penegakan hukum. “Faktor utama karhutla adalah manusia. Kita sudah lakukan sosialisasi, patroli, dan pemasangan spanduk larangan. Namun upaya represif tetap diperlukan, penegakan hukum harus ditegakkan bagi pelaku pembakaran hutan,” tegas Kapolres.

Kapolres juga memperkenalkan aplikasi “Lancang Kuning” milik Polri yang berfungsi mendeteksi titik panas secara real-time. Selain itu, ia meminta dukungan Pemkab untuk pengadaan alat pemadam seperti pompa jinjing serta pembangunan sprinkler air di daerah sulit dijangkau.

Kepala Pelaksana BPBD Samosir, Sarimpol Manihuruk, menyebut Kabupaten Samosir sebagai salah satu wilayah dengan risiko karhutla tinggi, khususnya selama musim kemarau yang telah dimulai sejak Mei 2025, menurut data dari BMKG Silangit. “Kami mengidentifikasi penyebab dominan karhutla berasal dari aktivitas manusia, terutama pembakaran lahan untuk pakan ternak,” tambahnya.

Kepala Seksi Perlindungan Hutan KPH XIII Dolok Sanggul, Toga Sinurat, menyarankan penerapan teknologi sekat bakar sebagai langkah pencegahan. “Konsep ini belum pernah diterapkan di Samosir. Padahal, sekat bakar—baik alami seperti sungai, maupun buatan seperti parit—sangat efektif membatasi penyebaran api,” katanya.

Pos terkait