Kesiapan Daerah Sekitar Danau Toba Menghadapi New Normal

Foto: D|Red-02

Medan-Mediadelegasi: Hanya ada satu pilihan, adalah tatanan hidup New Normal (Normal Baru). Karenanya, kesiapan daerah khususnya di sekitar Danau Toba dalam menghadapi New Normal pun menjadi topik bahasan dalam talk show diselenggarakan Forum Intelektual Harapan Anak Negeri Batak (IHAN Batak), Rabu (17/6), secara virtual.

Sejumlah pembicara ditampilkan dalam talk show dimoderatori Tutiarni Naibaho MPd diikuti Ketua Forum IHAN Batak, Dr Juniastel Rajagukguk MSi dan dibuka Penasihat Forum IHAN Batak, Prof Dr Bornok Sinaga MPd.

Prof Dr Bornok Sinaga MPd pada pengantar pembukaan talk show mengatakan kehidupan sebelum dan setelah Covid-19 kita berjuang untuk bisa hidup sejahtara, khususnya di sektor wisata pertanian bagi masyarakat kawasan danau Toba. “Jadi perlu data-data dari Pemkab se kawasan Danau Toba guna menata ulang kehidupannya,” harapnya.

Bacaan Lainnya

Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon MM mengatakan, Samosir masih Zona Hijau menuju tatanan new normal.  Pihaknya saat ini tengah berada dalam kondisi pemulihan khususnya dalam langkah pembukaan sejumah objek wisata.

Menurutnya, aspek penting menuju normal baru berbagai SOP bidang kesehatan, rumah sakit , perhubungan transportasi, ketenagakerjaan, pariwisata, keagamaan. Sejumlah SOP telah mempersiapkan berbagai unsur pendukung antara lain pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan, penyediaan cuci tangan, air bersih. Termasuk penyajian produk bahan makanan yang higenis dan bersih.

Dikatakan, kunci pencegahan Covid-19 ke Samosir dalam zona hijau, pihaknya tetap melakukan kontrol di pintu masuk jalur darat dan danau.  “Dari danau ada di pintu Ambarita, Simanindo, Onanrunggu, Muara Sipinggang. Disiapkan siaga anggota melibatkan TNI Polri, petugas Dinas Perhubungan, kesehatan,” katanya seraya mengatakan kalau tujuan tak jelas, pihaknya akan memulangkan tanpa toleransi, demi menjaga Samosir agar benar-benar hijau.

BACA JUGA: Forkopimda Samosir Gelar Rapat Percepatan Penerapan Normal Baru

Menjamin Akses Internet

Pembicara lain, Martin ManurungWakil Ketua Komisi VI DPR RI mengakui kondisi hidup dengan kebutuhan online tidak mungkin terus dilaksanakan. Alasannya, masyarakat harus hidup produktif.

“Kita harus bisa mengkaji penerapan budaya baru dan dampaknya terhadap perekonomian. Harus bisa dijalankan tanpa penurunan produktivitas,” katanya.

Menurutnya, New Normal satu-satunya pilihan. “Saatnya kita bersiap dan beradaptasi, agar dampak perekomian dapat dipulihkan. Saya lihat ekonomi Indonesia mengalami penurunan, 1 sampai 2 persen. Kita harus bersiap-siap menghadapi estimasi terburuk,” katanya.

Dikatakan, yang mungkin bisa dijalani adalah, Danau Toba sebagai destinasi wisata,  harus segera memberikan penyadaran kepada masyarakat untuk menerapkan new normal.

Terkait aktivitas perdagangan, pasar-pasar tradisonal harus tetap berlanjut, sehingga produksi pertanian tidak terhambat. “Kita memang harus bekerja keras,” katanya seraya mengungkapkan optimismenya terhadap dampak perekonomian di sekitar Danau Toba dapat diminimalisir.

Mewakili Kadis Pariwisata Sumut Mukhlis, mengungkapkan perlunya penyesuian trend baru pariwisata. “Peluang pariwisata setelah new normal harus kembali bergairah,” katanya.

Menurutnya, kawasan Danau Toba, yang terdampak pariwisata, harus bisa bangkit dengan new normal. “Potensi pariwisata Danau Toba, luar biasa sehingga presiden memprioritaskan pariwisata nasional,” katanya.

Kesiapan di sektor pendidikan, Prof Efendi Napitupulu MPd mengulas kesiapan bidang pendidikan di kawasan Danau Toba. “Ini kondisi yang memaksa, semua pihak harus mempersiapkan penyelenggaraan pendidikan efisien-efektif. Memastikan berjalannya pendidikan di masa penerapan New Normal  merupakan tanggung jawab Pemkab dan Kepala Sekolah harus menjamin terlaksananya protokoler new normal,” ujarnya.

Dikatakan, guru dan tenaga kependidikan harus bisa menyesuaikan diri terhadap pola penyelenggaraan pendidikan. Dalam proses pemebelajaran, guru harus mampu menerapkan pembelajaran daring.

Pos terkait