Bobby Nasution Buka “Kick Off” Program FYP UMKM

Bobby Nasution Buka "Kick Off" Program FYP UMKM
Gubernur Sumut Bobby Afif Nasution didampingi Kadis Koperasi UKM Sumut Naslindo Sirait (kiri), meninjau beragam produk UMKM usai membuka "Kick Off" atau dimulainya program Fast Track Young Preneur (FYP) UMKM tahun 2025, di aula kantor gubernur Sumut, Medan, Senin (26/5). Foto: Diskominfo

Medan-Mediadelegasi: Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Afif Nasution secara resmi membuka “Kick Off” atau dimulainya program Fast Track Young Preneur (FYP) usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tahun 2025.

Program yang diikuti sebanyak  1.700 wirausahawan muda ini bertujuan meningkatkan literasi dan pola pikir kewirausahaan di kalangan pemuda agar lebih inovatif, memahami risiko bisnis, serta memiliki daya saing di pasar digital dan global.

Selama mengikuti program FYP UMKM, para peserta akan mendapatkan pelatihan, mentoring, serta fasilitas pendukung, antara lain DNA Entrepreneur Test, legalitas usaha, standarisasi, serta akses ke jejaring bisnis internasional.

Bacaan Lainnya

“Melalui pelatihan yang terstruktur, program ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah serta membuka lebih banyak peluang kerja,”  kata Bobby pada acara pembukaan “Kick Off Program FYP UMKM Sumut tahun 2025,  di Medan, Senin (26/5).

Program FYP UMKM  akan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumut melalui tiga tahap pelatihan, yakni  inkubasi bisnis, hingga puncaknya di FYP Fest pada Desember 2025.

Gubernur menegaskan bahwa langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov)  Sumut mengakselerasi 1.700 wirausaha lewat program FYP merupakan bagian dari upaya mendorong tumbuhnya kewirausahaan baru dan meningkatkan level UMKM.

Sebab, ia meyakini, peningkatan jenjang UMKM akan memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumut.

Berdasarkan data BPS, 60 persen atau sekitar sembilan juta populasi Sumut saat ini adalah kelompok usia produktif dan ini merupakan potensi besar untuk didorong ke bidan wirausaha.

Dikatakannya,  apabila sekitar 5 persen dari usia produktif tersebut menjadi wirausaha aktif, berarti ada sekitar 450.000 usaha baru.

“Kalau usaha tersebut rata-rata butuh 2-3 karyawan maka diperlukan 1,3 juta tenaga kerja, dampaknya itu akan sangat besar. Negara maju itu rata-rata sekitar 4,5 persen populasi produktifnya berwirausaha dan itu saja dampaknya sangat besar,”  ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengemukakan, Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2028-2029 sebesar 8 persen.

Angka ini, menurut Bobby, bisa terwujud bila setiap daerah memberikan kontribusi kuat untuk perekonomian, termasuk Sumut.

Dari 8 persen  target  pertumbuhan ekonomi nasional, Gubernur memperkirakan Sumut mampu  berkontribusi 6,8 persen hingga 7,2 persen.

“Untuk mencapai itu tentunya dibutuhkan investasi. Kalau hitungan BI ( Bank Indonesia)  sebesar Rp58 triliun (per tahun), hitungan Kadin dan Pemprov  (Sumut)  Rp100 triliun, dan itu tidak hanya dari industri besar, tetapi juga dari teman-teman UMKM,” paparnya.

Karena itu, Pemprov Sumut berupaya untuk terus mendorong pertumbuhan dan peningkatan level UMKM.

Caranya, lewat program-program khusus, kebijakan, pembukaan sentra UMKM, mempermudah akses menjadi mitra pemerintah dan lainnya.

“Pemprov Sumut harus bisa menjaga ekosistem pelaku usaha, dunia usaha khususnya pelaku UMKM ini agar bisa survive, bisa meningkat, seperti program FYP ini yang bertujuan untuk meningkatkan mental entrepreneur di kalangan anak muda,” kata Bobby.

Sebelumnya,  Kepala Dinas Koperasi UKM Sumut Naslindo Sirait, menjelaskan, melalui kegiatan FYP  para pelaku UMKM,  baik pemula maupun yang sudah mapan, kelak bisa membuka lapangan usaha baru atau meningkatkan skala usaha.

“Untuk mewujudkan sasaran tersebut, kita merancangnya secara komperhensif di mana menu yang dilatihkan untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan UMKM,” kata Naslindo. D|Red

Baca  artikel menarik lainnya dari mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS

Pos terkait