Sementara itu, Ketua Umum KMDT Edison Manurung menegaskan bahwa upaya dia merawat dan menata sebagian area Pantai Pasifik sejak belasan tahun silam semata-mata dilandasi panggilan jiwa selaku putra daerah setempat, karena kawasan tersebut sebelumnya merupakan lahan rawa dan ditumbuhi semak belukar.
Diakui Edison, inisiatifnya menata kawasan di pinggir Danau Toba itu agar menjadi kawasan wisata yang asri ternyata mendapat dukungan dan respon positif dari Pemkab Toba dan pemangku kepentingan di wilayah tersebut.
Salah satu bentuk dukungan tersebutdi antaranya telah diwujudkan oleh Pemkab Toba dalam bentuk sebuah prasasti yang hingga saat ini berdiri kokoh di kawasan wisata Pantai Pasifik.
“Saya bersama jajaran KMDT merasa terpanggil untuk menjadikan kawasan Pantai Pasifik sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Toba. Bahkan kami juga berencana mewujudkan kawasan permukiman di sekitarnya menjadi desa wisata,” ujar mantan fungsionaris DPP KNPI era tahun 1980-an ini.
Dalam mendorong geliat sektor pariwisata di Kabupaten Toba, kata Edison, pihak KMDT akan mendorong masyarakat di sekitar Pantai Pasifik agar menghadirkan desa wisata dengan memanfaatkan potensi Danau Toba untuk mendukung kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru.
Dalam acara diskusi tersebut juga mencuat kritik terhadap langkah Pemkab Toba menutup sementara gerbang Pantai Pasifik dengan cara menggembok pada Rabu (16/2).
Beberapa peserta diskusi menilai tindakan penutupan area Pantai Pasifik oleh Pemkab Toba perlu ditinjau kembali serta dijelaskan ke publik alasan dan pertimbangannya, sehingga tidak muncul beragam asumsi liar di tengah masyarakat.
Terkait dengan peristiwa penutupan area Pantai Pasifik secara sepihak tersebut, pihak pengurus KMDT akan menemui Bupati Toba Poltak Sitorus. D|Red-04