Medan-Mediadelegasi : Konflik antara India dan Pakistan semakin memanas setelah India melakukan serangan rudal di beberapa bagian Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk seorang anak berusia tiga tahun. India mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan infrastruktur teroris, sementara Pakistan membalas dengan mengklaim telah menjatuhkan lima pesawat India.
Serangan ini memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik antara kedua negara yang memiliki senjata nuklir. India dan Pakistan memiliki sejarah konflik yang panjang, terutama terkait dengan wilayah Kashmir. Kedua negara telah berperang beberapa kali sejak kemerdekaan mereka dari Inggris pada tahun 1947.
India mengklaim bahwa serangan rudal tersebut merupakan bagian dari operasi untuk menghancurkan infrastruktur teroris di Pakistan. Namun, Pakistan membantah klaim ini dan menyebutnya sebagai “serangan tidak beralasan” terhadap warga sipil. Pakistan juga mengklaim bahwa mereka telah menjatuhkan lima pesawat India dalam serangan balasan.
Konflik antara India dan Pakistan memiliki potensi untuk memicu perang yang lebih luas. Kedua negara memiliki senjata nuklir dan kemampuan militer yang signifikan. India memiliki rudal Agni-V yang dapat menjangkau target sejauh 5.000 hingga 8.000 kilometer, sementara Pakistan memiliki rudal Nasr (Hatf-9) yang memiliki jangkauan sejauh 70 kilometer.
Pakistan juga memiliki rudal Shaheen 3 yang masih dalam tahap pengembangan dengan jangkauan maksimum hingga 2.750 kilometer. Kedua negara juga tercatat sebagai salah satu importir senjata terbesar di dunia, terutama dari Rusia dan China. Dalam beberapa tahun terakhir, India mulai memperluas sumber persenjataannya dengan mengandalkan produk dari Amerika Serikat, Prancis, dan negara-negara Barat lainnya.
Sementara itu, Pakistan semakin menggantungkan pasokan senjatanya pada China. Data dari Stockholm International Peace Research Institute (Sipri) menunjukkan bahwa pada periode 2019-2023, 82 persen senjata yang diimpor Pakistan berasal dari China, meningkat tajam dibandingkan periode 2009-2012 yang hanya 51 persen.