Pada bagian lain, praktisi hukum ternama Julheri Sinaga ketika dimintai komentarnya meminta aparat hukum bahkan internal Kementerian Agama tidak setengah hati dalam menangani persoalan carut-marut proses seleksi Cados yang sempat bikin heboh sejak akhir tahun 2021 itu.
“Saya juga banyak membaca berita-berita dan aksi yang digelar aktifis bagai tiada henti sejak Desember lalu. Jangan sampai ada pihak mengambil manfaat dengan mengorbankan kualitas pendidikan di perguruan tinggi Islam itu,” katanya.
Menurutnya, kriteria yang ditetapkan dalam proses rekrutmen tentunya untuk menjaring Cados yang berkualitas. “Mereka-mereka yang lulus itu kan akan menjadi dosen yang mengajar. Nah.. kalau cara lulusnya dengan hal yang tidak benar, bagaimana dia itu mengajarkan kebenaran kepada generasi yang kuliah di UINSU,” katanya.
“Temuan yang disampaikan para aktifis, patut diseriusi penanganan dan tindaklanjutnya oleh aparat hukum. Apakah para aktifis harus memberikan pisang yang telah dikupas untuk ditelan, tentu detail bukti dan ada apa sebenarnya di balik lolosnya Cados yang tak berkompeten itu kuat indikasi permaianan yang menguntungkan pihak-pihak,” paparnya.
Dia juga menyarankan para aktifis tidak bosan menyuarakan kebenaran, menyoroti kejanggalan di balik kelakuan orang-orang yang tengah mendapat jatah peran di kampus itu.
Terlebih, katanya, kasus korupsi merupakan perkara yang bersifat skala prioritas. “Jadi harus diutamakan penanganannya, dan memang harus terus dikawal sampai dimana, hingga tuntas,” katanya. D|Red