Ironisnya, menurut para pedagang, jumlah jukir liar justru mendominasi di kawasan tersebut. “Jukir resmi yang pakai bet, rompi, dan karcis hanya satu orang. Sisanya liar, dan mereka malah nawarin sistem bulanan. Kalau tidak mau bulanan, dagangan kami diletakkan juru parkir di depannya,” ujar pedagang lain.
Para pedagang pun menuntut agar Kadishub Kota Medan, Erwin Saleh, turun langsung ke lapangan melihat kondisi semrawut ini. Mereka berharap ada penertiban tegas agar iklim perdagangan di Pajak Perguruan kembali normal. “Bapak Kadishub tolong turun langsung. Kami pedagang sudah sangat resah. Kalau dibiarkan, pembeli semakin lari, kami bisa mati pelan-pelan,” pungkas seorang pedagang dengan nada putus asa.
Sementara itu, Kadishub Kota Medan, Erwin Saleh, berulang kali diminta bertemu dalam upaya konfirmasi terkait masalah ini.
Namun, yang bersangkutan seolah terus menghindar. Konfirmasi via seluler dan pesan WhatsApp yang dilayangkan secara berulang juga belum mendapatkan respons, padahal yang bersangkutan sering terlihat online.
Sikap bungkam Kadishub ini tentu menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat dan pedagang. D|Red.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.






