Ritual Gondang Mandudu Bersama Pastor Belanda

Ritual Gondang Mandudu Bersama Pastor Belanda
In Memoriam 35 Tahun Amin Aloysius Turnip. Foto: D|Ist

Yang dipetik dari tradisi yang dilestarikan adalah bagaimana ‘menyatukan’ religi sejumlah pihak serta melestarikan tradisi. “Mungkin, hanya sedikit generasi milenial yang mengetahui mandudu,” katanya.

Mandudu bagi banyak orang merupakan upacara meminta berkat kepada Sang Pencipta melalui perantara arwah leluhur. Para peserta berdoa semalaman penuh dengan diiringi gondang sabangunan serta perkusi etnik. Ada yang mengadakan kegiatan bersamaan dengan mangalahat horbo. “Yang saya ingat, bila acara diadakan, tidak boleh ada setitik cahaya. Peserta menggunakan mata hati,” tambah Mandalasah Turnip.

BACA JUGA: In Memoriam 34 Tahun Amin Aloysius Turnip

Bacaan Lainnya

Memang, kata Mandalasah, musik menjadi suatu cara Kristen dalam menyembah Tuhan. “Musik dan lagu juga menjadi cara bagi orang Kristen untuk terkoneksi dengan Tuhan. Dengan musik kita dapat melakukan pujian dan penyembahan, bahkan tak jarang musik berisikan tentang ayat-ayat Alkitab,” katanya.

Dia pun membuat sebuah kesimpulan. “Tentang apapun yang dilakukan mendiang ayah dengan orang dituakan di kampong bersama pastor, intinya merupakan sesuatu gambaran yang dibutuhkan hanya ketulusan hati seseorang untuk menyampaikan permohonannya kepada tuhannya, dengan rasa kebersaman, niat tulus dan iklas dalam melakukannya. Bagai kunci hidup dan kehidupan,” sebutnya.

Mandalasah masih mengingat, dudang-dudang yang mengalun ritmis. Irama tersebut kadang mendatangkan sensasi transendental bahkan mistis. “Irama gak boleh berhenti dan tetap dibunyikan sepanjang acara. Irama tersebut adalah doa,” kenangnya sambil mengatakan Amin Turnip (alm) menuntut anak-borunya untuk hidup seimbang mikro dan makrosmos, antara batin individu dengan alam sekitar. “Dalam Katolik kan ada requem. Hampir sama,” tambah Mandalasah Turnip.

Melalui mandudu, warga di Samosir dan pelosok wilayah lain semakin dekat dengan Katolik dengan ragam inkulturatif. Warga Katolik pun semakin paham ragam acara, adat-istiadat Bangso Batak.

Selain berdisiplin soal filosofi adat, Amin Turnip pun sangat ketat pendidikan yang dibuktikan 11 anak dan boru menyelesaikan pendidikan kesarjanaan.

Pos terkait