Medan-Mediadelegasi: Meski Kemenkes RI menyebut telah mendeteksi 252 varian BA.2 yang kerap dijuluki “Son of Omicron” alias Omicron Siluman, namun Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) memastikan belum menemukan kasus penularan varian itu di Sumut.
“Walau demikian, guna mengantisipasi penularannya, Dinas Kesehatan Sumut akan tetap memperkuat pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment), yakni pengetesan, pelacakan, dan perawatan,” kata drg Ismail Lubis Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Jumat (4/3), di Medan.
BACA JUGA: WHO Sebut Covid-19 Varian Omicron Telah Menyebar di 57 Negara
Menurut Ismail, pihaknya juga menyiapkan rumah sakit rujukan Covid-19 sebagai fasilitas isolasi. “Terlepas dari deretan upaya yang dilakukan tersebut, kita mengimbau masyarakat tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan,” katanya.
Dia juga menyebutkan, sejauh ini pihaknya belum mendapat arahan dari pemerintah pusat terkait dengan penanganan kasus varian Omicron Siluman. “Belum ada arahan atau petunjuk dari pusat terkait varian baru itu,” ujarnya seraya mengimbau masyarakat yang belum vaksin agar segera vaksin dan melengkapi sampai dosis tiga.
Beberapa hari lalu, jjuru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual mengungkapkan Varian Omicron Siluman menular lebih cepat dan meningkatkan tingkat keparahan saat terinfeksi dibanding Omicron BA.1.
“Sebenarnya kita sudah mendeteksi varian ini. Kalau kita lihat jumlah varian BA.2 yang saat ini sudah bisa deteksi itu sekitar 252 varian BA.2,” kata Siti Nadia Tarmizi.
dr Nadia mengingatkan, kunci utama mengatasi virus Corona varian apa pun adalah protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19. Namun, kita juga perlu waspada dengan gejala yang dapat ditimbulkan.
Pada bagian lain, mengutip The Sun, Edisi Rabu 2 Maret 2022, sejumlah peneliti di Denmark menemukan bahwa BA.2 diketahui 1,5 kali lebih mudah menular dibanding Omicron BA.1, bahkan bisa menginfeksi orang yang telah divaksin penuh.
Sementara itu, William Haseltine, seorang profesor di Harvard Medical School mengatakan varian BA.2 bisa tujuh kali lebih menular daripada varian sebelumnya. “Setelah melakukan perhitungan cepat, BA.2 setidaknya tujuh setengah kali lebih mudah menular daripada Covid asli Wuhan,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Zoe Covid Study, gejala umum yang dilaporkan pasien terinfeksi Omicron BA.2 adalah pilek, sakit kepala, sakit tenggorokan, bersin, batuk terus menerus, suara serak, nyeri sendi/otot tak biasa, demam menggigil, pusing, sakit mata, kabut otak (brain fog), nafsu makan berkurang, dakit dada dan sakit telinga.
Berdasarkan hasil penelitian Zoe Covid Study, gejala hilang indera penciuman dan perasa seperti gejala klasik Covid-19 tidak ditemukan. Disebutkan pula, gejala akan timbul kurang lebih dua hari setelah terinfeksi. D|Red-06