Pengurus KMDT Temui Pangdam I/BB

Pengurus KMDT Temui Pangdam I/BB
Pangdam I/BB Mayjen TNI. Achmad Daniel Chardin (keempat kiri) foto bersama Ketua Umum DPP Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) Edison Manurung (keempat kanan) didampingi unsur pengurus KMDT Sumut usai mengikuti rapat koordinasi membahas penyelamatan ekosistem Danau Toba, di aula A.H Nasution Makodam I/BB, Medan, Selasa (6/9/. Foto: ist

Medan-Mediadelegasi: Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) melakukan pertemuan dengan Pangdam I Bukit Barisan (BB) Mayjen TNI. Achmad Daniel Chardin beserta para pejabat utama Kodam I/BB, guna membahas rencana gerakan penyelamatan ekosistem Danau Toba tahun 2022.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Makodam I/BB Jalan Jenderal Gatot Subroto Medan, Selasa (6/9) tersebut, Ketua Umum DPP KMDT Edison Manurung, SH, MM didampingi Ketua DPW KMDT Sumut Prof. Dr.rer.nat Binari Manurung, menjelaskan bahwa KMDT sejak berdiri tiga tahun lalu berkomitmen untuk terus berkontribusi menyelamatkan ekosistem Danau Toba.

“Upaya menyelamatkan ekosistem Danau Toba memerlukan penanganan dan pengelolaan serius agar degradasi lingkungan di kawasan itu tidak terus berlanjut,” paparnya.

Bacaan Lainnya

Terlebih, lanjut Edison, Danau Toba telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional dari sudut pandang lingkungan hidup.

Gerakan menyelamatkan ekosistem Danau Toba, menurut dia, tidak bisa hanya bertumpu kepada satu institusi atau organisasi, melainkan mutlak dibutuhkan dukungan dan kerja sama dengan berbagai pihak.

Sebab, kata Edison, untuk memaksimalkan gerakan penanaman kembali pepohonan di kawasan Danau Toba membutuhkan persyaratan ekologis, ekonomis, sosial dan hukum.

Disebutkannya, KMDT merupakan mitra strategis pemerintah  dengan visi dan misi meningkatkan wisatawan ke destinasi super prioritas Danau Toba dan penciptaan manusia unggul.

“Konservasi hutan bersama KMDT, Kementerian Lingkungan Hidup dan para bupati se kawasan Danau Toba menjadi konsentrasi pihak terkait,” ujar Edison.

Seusai melakukan pertemuan dengan Pangdam I/BB, Ketua Umum KMDT Edison Manurung pada hari yang sama di aula Jenderal A.H Nasution Kodam I/BB, selanjutnya melakukan rapat koordinasi (Rakor) dengan Sekdaprov Sumut Ir Arief Sudarto Trinugroho MT beserta pejabat instansi terkait di lingkungan Pemprov Sumut, pengurus DPW KMDT Sumut dan para stakeholders se kawasan Danau Toba.

Unsur pengurus KMDT Sumut yang hadir dalam Rakor tersebut, antara lain Ketua DPW KMDT Sumut Pro.Dr.rer.nat Binari Manurung, M.Si selaku k Dr Erika Panjaitan (Wakil Ketua BidangKependidikan dan Olah Raga, UMKM dan Organisasi),Dr. M. Efendi Girsang (Wakil Ketua Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup), Ir Manulang (Koordinator Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup).

Selanjutnya, Ali Tiopan, SS (Kepala Humas), Mandalasah Turnip, SE (Kordinator ), Robin Nelson Turnip (Humas)..

Tiga pilar
Pada kesempatan itu, Prof Binari Manurung memaparkan, upaya pelestarian lingkungan di kawasan Danau Toba harus dilakukan dengan tetap berpusat kepada tiga pilar rekomendasi UNESCO.

Penerepan tiga pilar rekomendasi itu dikeluarkan oleh UNESCO setelah Kawasan Danau Toba ditetapkan sebagai Taman Bumi Dunia, Kaldera Toba Global Geopark, yakni menjadi kawasan konservasi yang meliputi perlindungan, pemeliharaan dan panen lestari, edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

“Kegiatan itu dilakukan sebagai wujud kerja sama antara KMDT dengan Dinas Kehutanan Sumut, Dinas Lingkungan Hidup Sumut dan Kanwil BPN Sumut. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas segala kepercayaan yang diberikan selama ini kepada KMDT,” ucap dia.

Pihaknya juga telah melakukan sejumlah webinar yang mengangkat tema seputar, antara lain banjir bandang, isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan di kawasan Danau Toba, pembangunan ekonomi hijau serta konflik agrarian.

Disebutkannya, selama ini telah banyak dilakukan reboisasi di kawasan ekosistem Danau Toba, namun kenyataannya hingga saat ini hasil dari penghijauan itu belum tampak optimal, bahkan hampir setiap tahun terjadi kebakaran pada lahan-lahan yang telah direboisasi itu.

Oleh karena itu, kata dia, upaya penyelamatan ekosistem Danau Toba mutlak dilakukan secara berkelanjutan dengan berorientasi pendekatan atau tindakan preventatif dan antisipatif.

Rawan bencana
Tindakan itu perlu diaktualisasikan, antara lain membangun infrastruktur di titik-titik rawan bencana, melengkapi kesediaan sarana pemadam kebakaran termasuk helikopter, ketersediaan posko informasi bencana, edukasi yang berkelanjutan di tengah masyarakat mulai dari pelajar tingkat taman kanak-kanak hingga dewasa.

Selain itu, mengaktifkan kembali kehadiran dan peranan Kelompok Masyarakat Peduli Api, yang pada masa lalu relatif dinilai berhasil mengendalikan kebakaran hutan dan lahan masyarakat serta penegakan pelaksanaan aturan-aturan hukum yang berlaku.

Khusus untuk mengurangi tingkat pencemaran limbah cair ke Danau Toba, menurutnya, IPAL yang telah dibangun oleh pemerintah sebaiknya difungsikan dengan pengelolaan atau manajemen.

Lebih lanjut Prof Binari mengemukakan, dalam rangka HUT ke 3 KMDT, organisasi ini juga akan menggelar Rakernas ke-3 di Jakarta, 29-30 September 2022.

Terkait peringatan HUT ke3 KMDT, pihaknya sebelum pelaksanaan Rakernas ketiga KMDT akan melakukan sejumlah aksi peduli lingkungan, seperti upaya penyelamatan ekosistem Danau Toba yang meliputi kegiatan penaburan bibit ikan, penanaman pohon kembali di kawasan hutan yang baru-baru ini mengalami bencana kebakaran.

Kegiatan yang akan dipusatkan di Pusuk Buhit itu digelar sebagai hasil dari kerja sama antara KMDT dengan Kodam I/BB, Polda Sumut dan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Sumut.

Oleh karena itu, kata dia, upaya penyelamatan ekosistem Danau Toba mutlak dilakukan secara berkelanjutan dengan berorientasi pendekatan atau tindakan preventatif dan antisipatif.

Tindakan itu perlu diaktualisasikan, antara lain membangun infrastruktur di titik-titik rawan bencana, melengkapi ketersediaan sarana pemadam kebakaran termasuk helikopter, ketersediaan posko informasi bencana, edukasi yang berkelanjutan ditengah masyarakat mulai dari pelajar tingkat taman kanak-kanak hingga dewasa.

Selain itu, mengaktifkan kembali kehadiran dan peranan Kelompok Masyarakat Peduli Api, yang pada masa lalu relatif dinilai berhasil mengendalikan kebakaran hutan dan lahan masyarakat serta penegakan pelaksanaan aturan-aturan hukum yang berlaku.

Khusus untuk mengurangi tingkat pencemaran limbah cair ke Danau Toba, menurutnya, IPAL yang telah dibangun oleh pemerintah sebaiknya difungsikan dengan pengelolaan atau manajemen. D|Med-24

Pos terkait