Medan-Mediadelegasi: Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini merupakan infeksi pada paru yang dapat menyerang siapa saja. Namun, anak-anak dan lansia termasuk kelompok yang paling rentan bila terinfeksi pneumonia seperti disampaikan dokter spesialis anak, Kanya Ayu Paramastri.
Menurut data, setiap tahun lebih dari 725.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal karena pneumonia, termasuk sekitar 190.000 bayi baru lahir.
“Pneumonia adalah infeksi paru-paru atau lebih tepatnya memang radang paru-paru,” ujar dr. Kanya Ayu Paramastri dalam kegiatan Media Session World Pneumonia Day 2025 dengan tema “Unlocking Every Breath: Together Against Pneumonia”, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).
Pneumonia disebabkan oleh berbagai kuman, salah satunya adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Gejala yang muncul bisa bervariasi, mulai dari demam, kesulitan bernapas, nyeri dada, batuk, hingga nafsu makan menurun dan tubuh terasa lemas.
Namun, perlu diwaspadai oleh orang tua adalah munculnya tanda-tanda kegawatan atau kondisi ketika anak mulai kesulitan bernapas dan membutuhkan pertolongan segera.
Kenali Tanda Sesak Napas yang Perlu Diwaspadai
Kanya menjelaskan, tanda kegawatan pneumonia bisa terlihat dari pola napas anak.
“Tapi tanda kegawatannya adalah sesak dalam artian napasnya bunyi, mungkin bisa mengi, bisa tidak. Napas cepat berdasarkan usia soalnya beda-beda,” jelasnya.
Kanya menekankan, orang tua perlu mengetahui batas normal pernapasan anak.
“Bayi itu kesannya memang lebih cepat daripada kita, jadi jangan ‘cepet-cepet’, ternyata memang hormon bayi seperti itu. Jadi kita harus tahu juga normalnya seberapa,” tambahnya.
Perhatikan Gerakan Dada dan Perut
Selain napas cepat, tanda lain yang perlu diperhatikan adalah gerakan dada dan perut yang kembang kempis, serta adanya tarikan otot di dada saat bernapas.
“Perut, dada kembang kempis, dan tarikan itu namanya retraksi. Dia berusaha mengembangkan dadanya, paru-parunya itu nggak bisa ngembang normal sehingga dia membutuhkan bantuan otot-otot pernapasannya untuk membuka paru, sehingga terjadi tarikan di dinding dadanya,” ujarnya.
Waspadai Napas Cuping Hidung dan Retraksi
Menurut Kanya, hidung anak yang kembang kempis juga merupakan tanda penting. “Hidungnya kembang kempis, napas cuping hidung. Itu juga merupakan tanda sesak,” katanya.






