Medan-Mediadelegasi: Maruli Siahaan, bakal calon anggota DPR RI dari Partai Golkar mewakili daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara (Sumut) I, berjanji akan fokus mengawal pendidikan yang pada ujungnya dapat mengurangi pengangguran jika dirinya kelak terpilih menjadi anggota legislatif pada Pemilu 2024.
“Pendidikan perlu dikawal secara intensif. Melalui upaya tersebut, kita secara bertahap tentunya akan bisa mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya kepada pers di Medan, Senin (3/7).
Menurut Maruli, anak usia sekolah termasuk di dapilnya yang meliputi Kota Medan, Tebing Tinggi serta Kabupaten Deli serdang dan Serdang Bedagai harus memperoleh kesempatan mengenyam bangku sekolah hingga minimal SMA atau SMK.
Khusus bagi lulusan SMA sederajat yang berprestasi dari kalangan keluarga kurang mampu secara ekonomi, ia berjanji akan memperjuangkan penambahan alokasi anggaran beasiswa.
“Seandainya saya tidak terpilih menjadi anggota DPR RI, program beasiswa bagi anak-anak berprestasi dari keluarga kurang mampu akan tetap saya perjuangkan melalui kader-kader Partai Golkar yang nantinya duduk di DPR RI,” ujarnya.
Sebab, ia menyatakan bahwa pendidikan memiliki peran sangat penting dalam membentuk generasi muda yang tangguh serta berkarakter, dan berjiwa gotong royong.
“Generasi muda jangan sampai kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik,” ucap purnawirawan Kombes Polisi ini.
Lebih lanjut bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) yang pernah mengabdi puluhan tahun sebagai anggota Polri itu, menilai bahwa angka pengangguran yang terus bertambah merupakan salah satu masalah mendesak yang harus segera dipecahkan, karena dampaknya sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Ditambahkannya, berbagai kasus kejahatan seperti aksi begal di jalanan dan penyalahugunaan narkoba di sejumlah daerah termasuk Kota Medan salah satu faktor penyebabnya tidak dapat dipisahkan dengan masalah pengangguran.
Selain itu, kata dia, ditambah lagi dengan lemahnya pengawasan masyarakat serta lemahnya penegakan hukum, dan terbatasnya lapangan kerja untuk lapisan masyarakat bawah.
Maruli mengemukakan bahwa tingkat pendidikan rendah menjadi salah satu tantangan dalam penurunan angka pengangguran terbuka.
Mengingat kompleksnya masalah ini, menurut tokoh masyarakat Sumut ini, upaya pemecahannya pun tidak sebatas pada kebijakan sektor pendidikan saja, melainkan harus bersifat multidimensional. D|Red-04