“Jadi kawasan sepanjang Teluk Balige itu strategis semua, yang punya lahan siapa? Masyarakat, artinya uang akan langsung ke masyarakat beda sama Mandalika,” ujar dia.
Selain itu, Kosmas mengatakan, Balige dipilih sebagai lokasi balapan lantaran sangat representatif. Balige memiliki ruang publik yang besar, pelabuhannya bahkan digunakan sebagai pusat office F1 Power Boat.
Sementara itu, SVP Marketing Communication and Tourism Programs Injourney Retna Asmoro, memperkirakan pemasukan dari kegiatan tersebut bisa mencapai hingga sebesar Rp212 miliar.
Disebutkannya, hingga saat ini penjualan tiket menonton F1 Powerboat belum dibuka.
Penjualan tiket akan dilakukan secara daring melalui Injourney yang merupakan Badan Usaha Milik Negara di bidang pariwisata.
Acara ini, juga menghadirkan narasumber lain, yakni Kepala Dinas Kominfo Sumut Ilyas Sitorus.
Menurut dia, perhelatan balap Powerboat terbesar di dunia ini merupakan kesempatan emas, karena event tersebut diperkirakan bakal disaksikan secara langsung oleh puluhan ribu wisatawan.
“Untuk itu haruslah kita manfaatkan kesempatan emas ini untuk memperkuat seluruh potensi yang ada di Danau Toba,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ilyas memaparkan berbagai manfaat yang akan diterima Sumut, khususnya masyarakat di kawasan Danau Toba.
Pertama, Penghasilan Asli Daerah (PAD) Sumut dan kabupaten di sekitar Toba akan meningkat.
Kedua, tingkat okupansi hotel menjadi 95 persen. Ada pula peningkatan omset bisnis persewaan kendaraan.
Selanjutnya, pengenalan produk UMKM Sumut dan menciptakan lapangan kerja dengan menyerap tenaga kerja lokal, hingga peningkatan jumlah penumpang pesawat di Bandara Silangit dan Kualanamu.
Ilyas juga menyampaikan, untuk akomodasi hotel di Balige dan sekitarnya, tersedia kurang lebih 1.599 kamar ditambah guest house, homestay dan penginapan lainnya. D|Med-AS