Medan-Mediadelegasi: Di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ada sekitar tiga juta hektar lahan perkebunan kelapa sawit dengan produksi minyak goreng rata-rata mencapai 280 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhan masyarakatnya hanya 180 ribu ton setahun, tidak ada alasan minyak goreng (Migor) langka di Sumut.
“Sekarang tak ada cerita migor langka di Sumut,” cap Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pada acara Pengukuhan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut (2020-2025), yang diisi Focus Group Discussion di Hotel Le Polonia, Jalan Sudirman Medan, kemarin.
Gubernur mengaku telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan aparat penegak hukum agar ketersediaan minyak goreng (Migor) di Sumut tidak kurang. Langkah itu dilakukannya untuk kepentingan rakyat. “Ini sudah kita atur,” kata Edy.
Pada kesempatan itu, Edy Rahmayadi meminta Apkasindo sebagai asosiasi yang berhubungan langsung dengan kelapa sawit untuk bersama-sama pemerintah menyejahterakan rakyat. Menurutnya, kelapa sawit saat ini merupakan primadona sebagai penunjang pemasukan negara, selain batu bara dan Migas.
Sebelumnya, Ketua DPP Apkasindo, Gulat ME Manurung mengatakan, Apkasindo akan membuat pabrik kelapa sawit (PKS) rakyat di Sumut. PKS tersebut akan terintegrasi dengan pabrik minyak goreng. Pabrik tersebut nantinya akan membantu pemerintah dalam hal penyediaan CPO dan minyak goreng. “Ini tonggak sejarah pabrik kelapa sawit pertama untuk rakyat yaitu di Sumut, ” kata Gulat.
Menurutnya, nilai tukar petani (NTP) Sumut merupakan yang tertinggi di Indonesia yakni mencapai 196. “Tertinggi dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Manurung.
Sementara itu, Pengurus DPW Apkasindo Sumut (2020-2025) yang dikukuhkan terdiri dari, Ketua Gus Dulhari Harahap, Sekretaris Arif Ripai, Wakil Ketua Aripay Tambunan dan Waluyo Hadi. D|Red