Helman Sitohang, Satu-satunya Orang Indonesia di Dewan Penasihat Danantara

Helman Sitohang, Satu-satunya Orang Indonesia di Dewan Penasihat Danantara
Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Danantara, Helman Sitohang. Foto: ist

Jakarta-Mediadelegasi: Nama Helman Sitohang kembali mencuat setelah resmi diumumkan sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin, 24 Maret 2025.

 

Helman Sitohang adalah sosok profesional Indonesia dengan rekam jejak cemerlang di dunia perbankan dan investasi global.

 

Baru-baru ini, Helman diangkat menjadi satu-satunya penasihat Danantara yang berasal dari Indonesia, bergabung bersama nama-nama besar seperti Ray Dalio, Jeffrey Sachs, F. Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra.

 

Penunjukannya sebagai anggota Dewan Penasihat Danantara menandai pengakuan atas keahlian dan kontribusinya dalam memperkuat ekonomi global.

Reputasinya yang gemilang di dunia perbankan investasi, khususnya di kawasan Asia Pasifik, menjadi alasan kuat di balik pemilihan ini.

Pengalamannya dalam menangani transaksi besar dan kepiawaiannya dalam membangun hubungan bisnis menjadikannya figur kunci dalam dunia keuangan global.

Latar Belakang dan Pendidikan
Helman Sitohang lahir di Praha, Cekoslowakia dari ibu asal Slovakia dan ayah asal Indonesia.

Helman adalah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat ia menekuni bidang teknik.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Indonesia, ia melanjutkan studinya ke jenjang lebih tinggi di University of Applied Sciences, St. Gallen, Swiss, dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) pada 1991.

Setelah menyelesaikan studinya di Swiss, Helman memulai karier profesional di industri perbankan dengan bergabung di Deutsche Bank dan ING Barings.

Pengalamannya di dua lembaga keuangan besar ini memperkuat keahliannya dalam manajemen risiko dan strategi bisnis.

Pada 1998, Helman bergabung dengan Credit Suisse di tengah krisis keuangan Asia. Ia menghadapi tantangan besar berupa gejolak ekonomi, pengangguran massal, dan ketidakstabilan politik di Indonesia.

Namun, Helman mampu bertahan dan menunjukkan kemampuan manajerial yang luar biasa.

Pos terkait