Di sisi investasi, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,04 persen (yoy). Pertumbuhan investasi ini didukung oleh keyakinan yang tinggi dari pelaku usaha terhadap stabilitas ekonomi, serta komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Ekspor barang dan jasa riil juga menjadi penopang kuat, tumbuh signifikan sebesar 9,91 persen (yoy). Kinerja ekspor yang prima ini didorong oleh penguatan industri domestik dan peningkatan permintaan dari negara-negara mitra dagang utama.
Dari sisi produksi, sektor industri pengolahan menunjukkan pertumbuhan yang solid, utamanya disokong oleh permintaan domestik dan global yang kuat. Subsektor berbasis hilirisasi menjadi kontributor utama, sejalan dengan indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang ekspansif di level 51,2 pada Oktober 2025.
Momentum pertumbuhan ekonomi ini juga membawa dampak positif pada sektor tenaga kerja, dengan penciptaan lapangan kerja baru sebanyak 1,9 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dari 4,91 persen menjadi 4,85 persen pada Agustus 2025, dengan sektor pertanian, manufaktur, dan perdagangan menjadi penyerap tenaga kerja terbesar.
Untuk mempertahankan laju positif ini, pemerintah telah menyiapkan langkah antisipatif dengan menyalurkan program stimulus senilai Rp34,2 triliun dan delapan program akselerasi senilai Rp15,7 triliun yang akan direalisasikan pada Kuartal IV 2025. “Kebijakan fiskal, sektor keuangan, dan iklim investasi yang sehat akan terus disinergikan untuk menciptakan pertumbuhan tinggi. Tidak hanya tinggi, namun juga stabil dan dapat menciptakan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan,” tutup Purbaya. D|Red.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.






