Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III 2025 Defisit, Namun Ketahanan Eksternal Tetap Solid

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa NPI pada triwulan III 2025 mengalami defisit sebesar USD 6,4 miliar. Foto: Ist.

Medan-Mediadelegasi: Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III tahun 2025 menunjukkan ketahanan yang solid di tengah tingginya tekanan dan ketidakpastian global. Meskipun mencatat defisit secara keseluruhan, stabilitas eksternal Indonesia ditopang kuat oleh kembalinya surplus neraca transaksi berjalan.

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa NPI pada triwulan III 2025 mengalami defisit sebesar USD 6,4 miliar. Defisit ini terutama disebabkan oleh tekanan dari transaksi modal dan finansial.

Meskipun NPI defisit, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, memastikan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia tetap berada di level tinggi, yakni mencapai USD 148,7 miliar.

Bacaan Lainnya

“Jumlah tersebut setara dengan pembiayaan enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional,” jelas Ramdan dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (21/11/2025). Posisi cadangan devisa yang kuat ini menegaskan ketahanan fundamental ekonomi Indonesia.

Faktor utama yang menjaga stabilitas eksternal adalah penguatan signifikan pada neraca transaksi berjalan. Pada triwulan III 2025, neraca transaksi berjalan kembali mencatat surplus sebesar USD 4 miliar, atau setara dengan 1,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Kinerja ini menunjukkan pembalikan positif setelah pada kuartal sebelumnya neraca transaksi berjalan sempat mencatat defisit. Penguatan surplus ini didorong oleh beberapa faktor kunci.

Faktor pertama dan utama adalah peningkatan surplus perdagangan barang, khususnya dari sektor nonmigas, yang menunjukkan performa ekspor yang kuat. Kenaikan harga minyak dunia memang masih menekan neraca perdagangan migas, namun tekanan ini berhasil tertutupi oleh kuatnya kinerja nonmigas.

Selain itu, menurunnya defisit pada neraca jasa turut berkontribusi terhadap surplus transaksi berjalan. Hal ini seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Perbaikan juga terjadi pada neraca pendapatan primer. Defisit neraca pendapatan primer terpantau mengecil setelah berlalunya periode pembayaran dividen dan kupon yang biasanya terjadi pada kuartal-kuartal sebelumnya.

Di sisi lain, transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2025 mencatat defisit USD 8,1 miliar. Defisit ini disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global yang memicu arus keluar modal.

Meskipun investasi langsung (FDI) masih mencatat surplus, yang menunjukkan adanya kepercayaan berkelanjutan dari investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, arus keluar modal asing pada instrumen surat utang menekan posisi investasi portofolio.

Selain itu, defisit pada transaksi modal dan finansial juga dipengaruhi oleh pembayaran pinjaman swasta, yang berkontribusi pada defisit dalam kategori investasi lainnya.

Kombinasi antara kondisi global yang tidak menentu dan kebijakan pengetatan likuiditas di pasar keuangan internasional menjadi tantangan utama bagi BI dalam menjaga aliran modal masuk.

Ke depan, Bank Indonesia menegaskan komitmen untuk terus memperkuat bauran kebijakan demi menjaga ketahanan sektor eksternal. BI memproyeksikan kinerja NPI sepanjang 2025 akan tetap kuat dan berdaya tahan, ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan arus masuk penanaman modal asing yang stabil.

Dengan kondisi tersebut, surplus neraca transaksi berjalan diperkirakan akan terus menjadi penopang utama ketahanan eksternal, sekaligus memberikan ruang bagi stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. D|Red.

Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.

Pos terkait