Oleh Prof. Dr. Drs. Sihol Situngkir, MBA
Pada hari lahirnya Pancasila 1 Juni 2023, penulis sebagai salah seorang lulusan pendidikan kepemimpinan nasional di Lemhannas RI angkatan PPRA 51 mempunyai pengalaman berharga digembleng di awal mengikuti pendidikan dengan materi modul Pancasila yang begitu padat, bernas dan berbobot.
Lemhannas RI sebagai lembaga pendidikan kepemimpinan nasional strategis yang merupakan hasil bentukan Ir. Soekarno ini merupakan sebuah lembaga kepemimpinan bergengsi di negeri berpenduduk sekitar 280 juta jiwa ini.
Dalam konteks Hari Lahir Pancasila 1 Juni, penulis merasa penting memaknai bahasa Sanskerta ini, yakni Panca artinya lima sedangkan sila artinya prinsip atau asas.
Sebagai dasar negara, tentu saja bahwa Pancasila sebagai hasil rumusan atas nilai-nilai luhur budaya nusantara juga merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kita pantas bersyukur dan berterimakasih kepada para pendahulu (founding fathers) yang telah merumuskan Pancasila dengan baik.
Pada saat peringatan hari lahirnya Idiologi Negara Pancasila 1 Juni 2023 ini, kita pantas bergembira mengenang dan mengingat sejarah perjuangan para pendahulu kita dalam merumuskan Pancasila ini sebagai momen edukasi bagi generasi penerus.
Kita mendapat pesan agar jangan sekali-sekali melupakan sejarah (jasmerah).
Dalam sejarah, sederet nama-nama penting di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, antara lain Dr. KRT Radjiman Widyodiningrat, Mohammad Yamin, Mohammad Hatta hingga Bung Karno dalam pidatonya 1 Juni 1945 spontan mengemukakan gagasan dasar Negara Republik Indonesia yakni Pancasila.
Secara historis pula, Bung Karno telah meramu 5 sila dari Pancasila berdasarkan nilai-nilai luhur budaya yang terkandung dari kehidupan masyarakat nusantara.
Betapa gigihnya Bung Karno memperjuangkan lahirnya Pancasila sebagai sumber pemersatu bangsa Indonesia.
Bung Karno pernah berpesan “Anakku…andai kau tahu, betapa Pancasila kami bentuk dengan darah dan air mata; semua ini semata-mata agar kalian tidak berkelahi anakku”.
Pesan hebat ini mesti kita camkan dan ingat selalu untuk meneguhkan hati dan jiwa kita untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi Negara dan pandangan hidup kita sepanjang masa.