Paritohan-Mediadelegasi: Pandemi Covid-19 telah banyak mempengaruhi roda perekonomian di berbagai sektor selama berbulan-bulan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pun tidak lepas dari gerogotan wabah ini.
Tidak terkecuali, UMKM yang berada di sekitar operasional perusahaan plat merah satu-satunya di bidang peleburan aluminium dengan memanfaatkan 2 PLTA nya di Sungai Asahan itu pun turut terdampak wabah yang mendunia itu.
Adalah, Warung Sate Fitri yang merupakan UMKM binaan PT Inalum (Persero) juga terdampak Covid-19. Namun begitu pun pandemi melanda usahanya, ia tak mudah menyerah begitu saja. Tidak satupun karyawannya yang diberhentikan karena keadaan ini walaupun ada pemotongan gaji sebanyak 10 persen.
Dua bulan pertama sejak wabah virus Corona diumumkan masuk ke Indonesia, pengunjung dan omset Warung Sate Fitri turun drastis. Sebelum pandemi, Warung Sate Fitri dapat menjual hingga 100 porsi perharinya. Pelanggannya pun tidak hanya berasal dari sekitar area warung namun juga dari luar daerah tersebut.
“Alhamdulillah meskipun sedang pandemi, orang akan tetap mencari makanan. Jadi, pelanggan tetap ada meskipun tidak seramai sebelum pandemi. Ya walaupun pelangganku yang jauh-jauh dari Aek Kanopan, Air Batu, dan Aek Loba, jarang makan di sini lagi,” tutur pemilik Warung Sate Fitri ini.
Kunci mempertahankan bisnis warung sate ini menurut Fitri adalah teliti, tekun, dan sabar dalam mengelola keuangan. Kesungguhan dan kegigihan pun menjadi ujung tombak agar usaha tetap dapat dikelola dengan apik, baik sebelum, saat, ataupun seusai pandemi.
Selain itu, ia pun tetap turun tangan dalam proses mengolah makanan yang dijualnya untuk menjaga cita rasa yang sudah dibangunnya sejak awal.
“Kalau jual makanan itu nggak bisa serta merta menambah porsi yang udah ditetapkan sehari-hari. Hari ini ramai pembeli, lalu besok kita tambah porsinya. Bisa aja jumlah pembeli besok lebih sedikit dari hari ini, dan kita jadi rugi. Menghindari hal itu, ya kita harus sabar, berapa pun keuntungan diterima dengan lapang dada,” ujarnya.
Ada keunikan dari sejarah Warung Sate Fitri ini. Pemiliknya merupakan seorang perempuan yang pernah tinggal di Tangerang selama 14 tahun dan bekerja di salah satu perusahaan kayu di sana. Kemudian, ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan pindah ke Sumatera Utara walaupun sempat ada keraguan terhadap hal ini di dalam dirinya.