Karo-Mediadelegasi: Petani di sejumlah wilayah di Karo menjerit. Pasalnya pupuk subsidi seperti Urea, Sp 36, ZA, Npk Phonsa langka dan mahal. Sehingga petani setempat kesulitan memperoleh pupuk subsidi untuk produksi pertanian dan perkebunan.
Saat ini pupuk minim sejak beberapa pekan terakhir, yang ada tinggal pupuk Non Subsidi dengan harga begitu tinggi, hingga di rasa tak seimbang dengan hasil panen yang diperoleh. Informasi lainnya, pupuk bersubsidi di tingkat kelompok tani ada. Namun tidak bisa mencukupi kebutuhan para petani.
“Seperti halnya di toko penyalur, harga pupuk urea non subsidi harganya sangat mahal mencapai Rp 320.000 per 50 Kg. Sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk pupuk subsidi jenis Urea Rp 120.000 ,” ungkap Adi Tarigan, petani Desa Gurusinga, Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo kepada wartawan, Minggu (19/9).
Menurutnya, memperoleh pupuk bersubsidi langka dan mahal lagi di tingkat kios pengecer di Karo. Karena itu, katanya, ia mengharapkan Pemkab Karo perlu melakukan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi hingga ke tingkat kios pengecer.Sehingga dapat diketahui apakah penyaluran pupuk bersubsidi itu tepat sasaran atau tidak.
Salah satu Ketua kelompok tani yang berada di Kecamatan Berastagi, I Ginting kepada wartawan, Minggu (19/9) menjelaskan tentang informasi kuota Pupuk Bersubsidi saat ini terbatas.