Rektor University Malaysia Pahang Beri Kuliah Umum di Unika Santo Thomas

Rektor University Malaysia Pahang Beri Kuliah Umum di Unika Santo Thomas
Rektor Unika Santo Thomas Prof. Dr. Maidin Gultom, SH, M.Hum (kedua kiri) didampingi Wakil Rektor IV Godlif Sianipar SS, MA, Ph.D (kiri) foto bersama Rektor University Malaysia Pahang Professor Dato' Ts. Dr. Yuserrie bin Zainuddin, DIMP (ketiga kiri), usai acara kuliah umum internasional dihadapan ratusan mahasiswa, di kampus Unika Santo Thomas Medan, Rabu (17/5). Foto: Dingot Turnip

Medan-Mediadelegasi: Rektor University Malaysia Pahang (UMP) Professor Dato’ Ts. Dr. Yuserrie bin Zainuddin, DIMP memberikan kuliah umum internasional bertajuk, “Leadership & Human Behavior Organization” di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas Medan, Rabu (19/5).

Sebelum menyampaikan kuliah umum, acara diawali dengan saling tukar naskah kesepahaman bersama (MoU) antara Rektor Unika Santo Thomas Prof. Dr. Maidin Gultom, SH, M.Hum dan Rektor UMP Yuserrie bin Zainuddin.

Pada kesempatan itu, Rektor Unika Santo Thomas Prof. Dr. Maidin Gultom, SH, M.Hum menyampaikan terima kasih kepada Rektor UMP yang telah berkenan menyampaikan kuliah umum di kampus perguruan tinggi swasta tersebut.

Bacaan Lainnya

“Semoga kuliah umum yang disampaikan oleh Rektor University Malaysia Pahang Professor Dato’ Ts. Dr. Yuserrie bin Zainuddin, DIMP menambah wawasan para mahasiswa, termasuk segenap jajaran dosen Unika Santo Thomas Medan,” katanya.

Unika Santo Thomas, kata Maidin Gultom, pada prinsipnya sangat siap mengembangkan kerja sama dengan University Malaysia Pahang, termasuk program pertukaran mahasiswa.

Ditambahkannya, mempelajari teori dan gaya kepemimpinan atau leadership merupakan hal penting dipahami dalam suatu organisasi sebab kepemimpinan adalah salah satu kunci vital keberhasilan organisasi dapat tercapai.

Pengalaman
Rektor (Chancellor) UMP Professor Dato’ Ts. Dr. Yuserrie bin Zainuddin, DIMP dalam kuliah umumnya, memaparkan bahwa untuk menjadi pemimpin harus mempunyai pengalaman agar dapat membuat mimpi dan ide menjadi kenyataan.

“Kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mengarahkan, membimbing, dan memengaruhi perilaku serta cara kerja orang lain demi tercapainya tujuan,” katanya.

Selain itu, lanjut Yuserrie, kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang dalam posisi manajemen untuk membujuk atau memacu bawahannya agar mau bekerja dengan percaya diri.

Memimpin sebuah organisasi termasuk perguruan tinggi, kata dia, pada dasarnya adalah bagaimana mendorong orang berbuat baik, memberi motivasi, bekerja lebih keras, memberi contoh, mendorong orang dan mempertanggungjawabkan.

Teori
Disebutkannya, selama ini sudah banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai gaya kepemimpinan dan perilaku organisasi (organization behavior).

Dalam konteks tersebut, Yuserrie mengutarakan beberapa gaya dan teori dasar kepemimpinan yang banyak diterapkan dewasa ini, diantaranya gaya otokratis, gaya demokratis dan gaya partisipatif.

Ciri-ciri kepemimpinan otokratis, sebutnya, adalah gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata dan tidak mau menerima kritik dan saran.

Ciri gaya kepemimpinan otokratik lainnya, yaitu terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum.

Sedangkan gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki karakteristik, diantaranya berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dalam kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya yang diaktualisasikan dalam bentuk senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahan.

Selanjutnya, selalu berusaha menjadikan bawahannya sukses dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai pemimpin.

Gaya kepemimpinan lainnya, kata Yuserrie, adalah gaya partisipatif yang dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada bawahan untuk ikut serta secara aktf, baik mental, spiritual, fisik, maupun materiil dalam organisasi.

Disebutkannya, salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan partisipatif adalah keterbukaan, artinya memastikan bahwa kepemimpinan adalah terbuka terhadap masukan, saran, dan kritik dari semua pihak.

“Hal ini dapat menciptakan kepercayaan dan partisipasi aktif dari seluruh stakeholders dalam proses pengambilan keputusan,” tuturnya.

Kunci keberhasilan gaya kepemimpinan partisipatif yang tidak kalah pentingnya diterapkan dalam organisasi atau intitusi, yakni kolaborasi atau gotong royong, artinya mendorong kolaborasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

“Kolaborasi yang baik dapat membantu mencapai kesepakatan yang lebih baik dan solusi yang lebih efektif,” ujar Yuserrie yang mengabdikan diri di dunia pendidikan selama 30 tahun.

Ia menambahkan, University Malaysia Pahang saat ini mengasuh belasan ribu mahasiswa dari 10 fakultas.

Kuliah umum internasional bertajuk “Leadership & Human Behavior Organization” tersebut diakhiri dengan penyematan kain ulos dan pemberian cendera mata kepada Rektor UMP Yuserrie bin Zainuddin yang diserahkan oleh Rektor Unika Santo Thomas Prof. Dr. Maidin Gultom, SH, M.Hum. D|Red-04

Pos terkait