Pemerintahan Orde Baru pernah mengklaim telah mencapai swasembada beras yang berlangsung selama beberapa tahun. Pemerintahan SBY dan Jokowi juga mengklaim pernah mencapai swasembada pangan. Meskipun dalam dua puluh tahun terakhir, pada masa pemerintahan keduanya, impor pangan terus berfluktuasi dan cenderung meningkat. Terutama beras, kedelai, jagung, gula, garam, bawang putih, daging sapi, hingga gandum.
Berdasarkan ketetapan FAO pada 1999, suatu negara bisa dikatakan swasembada jika produksi dalam negeri mencapai 90 persen dari kebutuhan nasional. Sehingga gelar swasembada tidak serta merta menjadikan Indonesia terbebas dari impor pangan. Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029 Prabowo-Gibran menempatkan swasembada pangan sebagai program prioritas dalam visi Asta Cita. Pemerintahan baru akan melanjutkan program prioritas Food Estate dengan menciptakan 250.000 hektar lahan padi dan mengembangkan 485.000 hektar lahan padi. Dalam RAPBN 2025, anggaran ketahanan pangan disebutkan mencapai Rp 124 triliun.
Berdasarkan hal tersebut, konsep ketahanan pangan selanjutnya diadopsi oleh Prabowo-Gibran. Konsep yang kabur dan tidak berdasar karena tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seperti siapa yang memproduksi pangan, bagaimana pangan diproduksi, dan kepada siapa pangan tersedia. Lagi-lagi resep para gubernur untuk mengatasi permasalahan pangan selalu sama, yakni ekspansi dan intensifikasi dengan pendekatan kapitalis neoliberal. Pembukaan besar-besaran lahan pertanian baru dan menyerahkan mesin-mesinnya ke tangan perusahaan swasta dan pasar bebas. Oleh karena itu, sistem produksi pangan seperti itu bersifat padat modal. Pertanian masih bersifat monokultur dan bergantung pada revolusi hijau, yang didorong atas dasar efisiensi dan akumulasi modal oleh investor di lingkaran kekuasaan.
Prabowo-Gibran juga punya program pangan gratis dengan anggaran Rp 71 triliun. Meskipun dapat mengatasi kecukupan pangan dan meningkatkan perekonomian pedesaan, dalam hal transformasi, program ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi komersial.