Medan-Mediadelegasi: Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Provinsi Hainan, Tiongkok, segera mewujudkan kerja sama sister province. Kolaborasi ini diharapkan membuka peluang besar dalam penguatan berbagai sektor strategis, terutama komoditas obat herbal, bioteknologi, dan pertanian.
Gubernur Sumut, Muhammad Bobby Afif Nasution, menyampaikan bahwa ada beberapa sektor yang akan menjadi prioritas industri antara Sumut dan Hainan. Sektor-sektor tersebut meliputi teknologi manufaktur, ekonomi kelautan, ekonomi digital, bioteknologi, pertanian, dan pariwisata.
Untuk komoditi bioteknologi, nilam, menyan, dan minyak atsiri menjadi fokus utama kerja sama. Sementara itu, di sektor pertanian, durian menjadi komoditi yang paling diminati oleh Hainan.
“Sesuai dengan arahan Ketua DEN (Dewan Ekonomi Nasional), tim yang sudah kita bentuk akan fokus mempercepat kerja sama ini agar terealisasi. Kalau hitungan kami, peningkatan nilai ekspor Sumut ke Tiongkok mencapai US$ 500 juta,” kata Gubernur Bobby Nasution usai rapat dengan DEN secara virtual dari Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan, Rabu (26/11/2025).
Saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut sedang mempersiapkan segala kebutuhan untuk memperlancar kerja sama ini. Persiapan tersebut meliputi administrasi, peraturan daerah, lahan, dan kebutuhan lainnya. Targetnya, pertengahan tahun 2026, kerja sama ini sudah mulai terimplementasi.
“Kesuksesan kerja sama ini melalui pembentukan North Sumatera-Hainan Cooperation Council (NSHCC) yang melibatkan Pemprov, pelabuhan, BUMD, BUMN, asosiasi industri. Jadi, kita mempersiapkannya harus benar-benar matang,” jelas Bobby Nasution.
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan bahwa Sumut tidak hanya akan mengekspor bahan mentah ke Hainan, tetapi juga barang setengah jadi. Dengan demikian, nilai ekspor secara ekonomi akan lebih besar.






