Jakarta-Mediadelegasi: Minangkabau kembali berduka, akibat terjadinya musibah Galodo (Banjir Bandang) mengakibatkan terputusnya perhubungan di sekeliling Gunung Merapi, dan korban jiwa serta kerugian harta benda, seperti rumah, dan sawah ladang. Banyak yang berpendapat, bahwa ini adalah merupakan peringatan untuk kita masyarakat Minangkabau yang menganut filsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Pendapat ini berdasarkan, pada tahun 2023 Sumbar mendapat Ranking tertinggi LGBT, Narkoba dari tahun ke tahun kasusnya meningkat. Ada anjuran agar masyarakat Minang mengadakan Taubatan Nusuha, dan doa tolak bala di kaki Gunung merapi, serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafah ABS-SBK, kembali ke surau dan ramaikan masjid.
Kondisi tersebut sudah lama di rasakan oleh tokoh dan pemuka masyarakat Minangkabau. Adat Minangkabau berada pada titik Nadir, mirisnya pendapat yg mengatakan hanya untuk dibicarakan bukan untuk di laksanakan. Aturan Adat tidak berfungsi, niniak mamak tidak berperan di nagari-nagari di Sumatera Barat, dan filsafah ABS-SBK hanya selogan saja, sehingga banyak hal-hal yang terjadi di tengah masyarakat yang tidak sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai ABS-SBK.
Soewardi Idris Dt. Sinaro Panjang (Alm) mengatakan pada Seminar Adat yang dilaksanakan oleh S3 pada tahun 2008, bahwa adat Minangkabau di perkirakan dapat bertahan hanya 30 tahun lagi, selanjutnya Minangkabau akan tinggal nama dan pepatah-petitih. Sejak 20 tahun yang lalu banyak pendapat dan buku-buku yang menyatakan ke prihatinan terhadap adat Minangkabau, Seminar Minangkabau di Tepi Jurang tahun 2002, Loka Karya Bandung, Minangkabau yang Gelisah tahun 2004 Gebu Minang, Masyarakat Adat Minangkabau Terancam Punah tahun 2007, Amir MS, Kebijakan Setengah Hati Dan Kerisauan Tentang Degradasi Kebudayaan Minangkabau tahun 2007 Prof. Sari Sarin, Masih Ada Harapan tahun 2004, DR. Safroedin Bahar, Mau Kemana Minangkabau tahun 2013 Dr. Widia Fitri
Berdasarkan hal tersebut LAKM (Lembaga adat dan Kebudayaan Minangkabau) merasa terpanggil mengadakan Dialog Interaktif Adat dan Kebudayaan Minangkabau, dengan mengundang para niniak mamak, para pemuka dan tokoh masyarakat, perantau minang, serta para ketua organisasi Minangkabau yang berdomisili di Jabodetabek.
Dialog Interaktif Adat dan Kebudayaan Minangkabau dengan Tema “Minangkabau menuju Kepunahan, Lenyapnya Peranan Adat Minangkabau di Nagari”. Acara diadakan Sabtu 8 Juni 2024 di Ruangan Seminar Rektorat Lantai 1, Universitas Yarsi, Jakarta Pusat