Pada saat uji coba, tim dosen FMIPA Unimed disaksikan kelompok pengrajin pandai besi Desa Durin Simbelang menunjukkan cara pengoperasian dan hasil yang ditunjukkan tungku tersebut.
Sesaat setelah dihidupkan, beberapa batang besi padat yang dibakar di dalam ruang tungku langsung merah membara yang sudah siap ditempa untuk berbagai keperluan seperti pisau, parang, golok atau sabit.
Dr. Juniastel Rajagukguk, M.Si menambahkan bahwa selain dapat dibawa kemana-mana tungku portable ini memiliki keunggulan yakni mampu membentuk peralatan besi sesuai dengan Panjang yang diinginkan. Sementara tungku arang memiliki keterbatasan panjang besi yang akan ditempa.
Disisi lain, Dr. Saronom Silaban, M.Pd mengharapkan bahwa dengan adanya tungku bakar portabel ini, maka peningkatan produktivitas kelompok pandai besi Durin Simbelang ini dapat tercapai.
Dia menambahkan bahwa selain peningkatan produktivitas, variasi, inovasi dan jenis logam yang akan ditempa juga seharusnya dapat diuji coba. Sehingga kelompok pandai besi nantinya mampu menciptakan beberapa hasil karya yang bernilai ekonomi tinggi.
Jika para pandai besi mampu berinovasi dengan menciptakan beberapa produk untuk kebutuhan masyarakat, maka secara otomatis akan meningkatkan perekonomian penduduk setempat.
Menanggapi pernyataan tim dosen FMIPA Unimed, Ketua Pandai Besi Simbelang, Legianto mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Negeri Medan dan tim dosen pengabdi atas perhatian dan bantuan yang disampaikan.
Legianto dkk mengaku tidak pernah menyangka akan ada pembagian ilmu dan pemberian bantuan alat seperti saat sekarang ini untuk meningkatkan produktivitas pandai besi kami.
Setelah ini, kelompok pandai besi akan secara rutin untuk mecoba dan menggunakan alat tersebut untuk menghasilkan tempahan logam yang bernilai ekonomi tinggi. D|Rel
