Memalukan, Mental Premanisme Subur di UINSU

Memalukan, Mental Premanisme Subur di UINSU
Tangkap layar video berantai, bentrok di sekitaran Gedung Fakultas Tarbiyah UINSU, Medan Estate, Jumat (10/11), yang mengakibatkan dua orang korban luka-luka. Foto: ist

Medan-Mediadelegasi: Muhammad Muarif Siddiq Manurung, aktivis muda Sumatera Utara mengingatkan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) agar lebih serius mencermati rentannya mental premanisme di Pesantren Kota itu.

“Memalukan, belum setahun kepemimpinan Profesor perempuan itu, sejumlah bentrok, aksi premanisme oknum mahasiswa terjadi,” ungkap Muhammad Muarif Siddiq Manurung, kepada wartawan, Sabtu (11/11), di Medan.

Menurut dia, bentrok yang diduga akibat penyerangan dilakukan oknum mahasiswa berbasis agama dari luar UINSU tentu saja tidak terlepas dari suburnya mental premanisme di dalam kampus.

Bacaan Lainnya

“Saya hanya ingin menyampaikan, petinggi UINSU saatnya membuat regulasi yang ketat terhadap perkembangan organisasi ekstra kampus dengan membatasi organisasi ekstra yang tidak berbasis intelektual muslim yang memegang teguh etika dan adab sebagai cikal cendikia akademis,” beber Muarif.

Dari dulu masih bernama IAINSU, katanya, di Kampus UINSU hanya ada empat organisasi ekstra kampus, HMI, PMII, IMM dan Himmah yang pola kaderisasinya jelas serta dapat dipertanggungjawabkan secara intelektual akademis.

Muarif mengatakan, peranan dan fungsi Wakil Rektor III idealnya harus mampu mengendalikan perkembangan organisasi ekstra kampus dan hal-hal yang berhubungan dengan kemahasiswaan. “Imej kampus barbar yang mulai terserap masyarakat sangat mengancam kredibilitas pesantren kota sekaliber UINSU,” ujarnya.

Termasuk dengan cerita ‘transaksi haram’ gelar Doktor yang mencuat, Muarif berpendapat, juga bagian dari mental premanisme yang diduga menyusup bebas ke kampus itu.

Pos terkait