Jakarta-Mediadelegasi : Di tengah derasnya arus informasi yang kian sulit dibedakan antara fakta dan manipulasi, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI Jenderal Pol. (Purn.) Drs. Agus Andrianto, SH MH menegaskan bahwa pemerintah kini tengah berjuang di medan baru yaitu perang digital.
Mantan Wakapolri ini menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada pembangunan ekonomi dan politik, tetapi juga tengah berjuang melawan manipulasi informasi yang semakin marak di era digital.

Hal itu disampaikan Menteri Jenderal Agus Andrianto yang juga Ketua Majelis Dewan Kehormatan Pengurus Pusat IWO ketika memberikan sambutan pada penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Wartawan Online (IWO) ke-III, di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Menurut Agus Andrianto, masa depan tidak lagi melalui perang fisik, melainkan melalui pertempuran di ruang digital. Ia menyebut, ruang inilah yang kini menjadi medan uji bagi kebenaran dan kepercayaan publik.
“Pemerintah Indonesia tidak hanya berjuang dalam bidang ekonomi atau politik, tetapi juga dalam perang melawan manipulasi informasi,” ujarnya.
Mantan Kapolda Sumatera Utara ini menilai, peran media yang semula hanya sebagai penyalur informasi kini telah berkembang menjadi pembentuk persepsi, penentu arah opini publik, bahkan penggerak partisipasi masyarakat.
“Wartawan online memiliki tanggung jawab lebih besar karena tidak hanya menulis fakta, tetapi juga menangkap nilai kejujuran, keadilan, empati, dan semangat kebangsaan,” tegas Jenderal Agus.
Dalam konteks tersebut, Agus menilai peran Ikatan Wartawan Online (IWO) menjadi sangat penting. Ia memandang IWO bukan sekadar organisasi profesi, tetapi juga garda etika di tengah derasnya arus digitalisasi.
“IWO bukan sekadar organisasi profesi, tetapi juga penyangga moral informasi bangsa yang menjaga agar transformasi digital Indonesia tetap berada di koridor etika, tanggung jawab, dan kebenaran,” tuturnya.
Agus juga menegaskan bahwa pemerintah menjadikan IWO sebagai mitra strategis dalam mengawal agenda nasional, terutama dalam memperkuat literasi digital, etika jurnalistik, dan ketahanan informasi nasional.






