Pada prinsipnya para tokoh senior masyarakat jasa konstruksi itu sangat mendukung keinginan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi agar even akbar olahraga nasional itu sukses. Soalnya PON itu tidak hanya berkaitan dengan prestasi tapi juga meningkatkan ekonomi dan kepariwisataan di Sumut.
Mereka memaklumi jajaran Pemprov Sumut sepertinya disibukkan oleh banyaknya agenda nasional yang dipercayakan kepada Sumut sebagai tuan rumah seperti even HPN, balap powerboat F1H20 dan PON 2024.
Libatkan Kontraktor Lokal
Rikson Sibuea selaku Sekretaris Sekber Asosisasi dan Erikson Tobing pada kesempatan itu mengimbau agar Pemprov Sumut untuk melibatkan perusahaan konstruksi lokal Sumut dalam pekerjaan pembangunan gedung maupun sarana pendukung lain.
“Jangan lagi semua pekerjaan diambilalih BUMN maupun kontraktor swasta dari luar Sumut seperti proyek Rp 2,7 triliun di Sumut. Para ketua asosiasi memiliki ratusan anggota pengusaha senior di Sumut. Kita imbau jangan lagilah kontraktor lokal hanya jadi penonton di kampungnya. Kami juga harus menghidupikaryawan dan keluarganya,” imbau Erikson.
Dari laman LPSE Provinsi Sumut yang diakses Mediadelegasi tercantum tender dua paket pekerjaan gedung atau arena olahraga. Pertama, pekerjaan pembangunan Martial Art Arena senilai Rp 104,7 miliar dan pembangunan Stadion Madya Atletik senilai Rp 212,2 miliar. Kedua paket pekerjaan itu berada di Desa Sena, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang.
Kabid Dispora Sumut yang menanggungjawabi pekerjaan itu yakni Syahrudin ketika dihubungi wartawan menyatakan siap dan terbuka memberi penjelasan tentang berbagai persiapan dan rencana menyangkut pekerjaan fisik.
Ditanya tentang kelanjutan tender kedua paket pekerjaan itu, Syahrudin berjanji akan menjelaskannya, termasuk kendala yang dialami. “Nanti kita kasih waktu jumpa biar kita jelaskan secara transparan tentang apa-apa saja yang kita siapkan,” ucapnya melalui percakapan telepon. D|Red