Pembatasan Komuter Mirip PPKM Dikenal Sejak Jaman Rasulullah

Pembatasan Komuter Mirip PPKM Dikenal Sejak Jaman Rasulullah
Pembatasan Komuter atau aktivitas hilir mudik manusia mirip penyekatan dalam rangkaian PPKM telah dikenal sejak jaman Rasulullah SAW. Foto ini sebagai ilustrasi, Kota Mekah Tahun 2012. Foto:D|maruliagussalim

Nabil Thawil menulis, masa inkubasi penyakit thaun antara dua sampai dua belas hari. Para penderitanya harus menjalani karantina dan menjalani pengobatan yang berlaku sesuai apa yang dilakukan pada zaman Rasulullah maupun Umar bin Khattab.

Menghadapi pandemi coronavirus yang kini melanda dan telah mengorbankan banyak nyawa, sebagai umat beragama, khususnya muslim perlu ketenangan dan menanamkan pemahaman mendalam bahwa baik bala maupun bencana datangnya dari Allah SWT.

Bukan hanya thaun, tetapai banyak masalah yang mewabah di zaman Rasulullah. Wabah thaun di jaman Rasulullah SAW baiknya menjadi petikan pelajaran bagi umat di masa pandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus:57)

Tafsir Al-Muyassar milik Kementerian Agama Saudi Arabia menuliskan, Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian nasihat dari tuhan kalian yang memperingatkan kalian dari siksaan Allah dan menakuti kalian dengan ancamanNYa, yaitu al-qur’an dan apa yang dikandungnya berupa ayat-ayat dan nasihat-nasihat untuk memperbaiki akhlak-akhlak kalian dan amal perbuatan kalian. Dan di dalamnya juga terdapat obat bagi hati dari kebodohan, kesyirikan dan seluruh penyakit, serta merupakan petunjuk lurus bagi orang yang mengikutinya dari seluruh makhluk, sehingga menyelamatkannya dari kebinasaan. Allah menjadikannya sebagai kenikmatan dan rahmat bagi kaum mukminin dan mengistimewakan mereka dengan itu secara khusus; karena merekalah yang dapat mengambil manfaat dengan iman, sedangkan orang-orang kafir, maka ia adalah kegelapan bagi mereka.

Ketenangan hati menghadapi pandemi saat ini sangat diperlukan. Agar tidak panik. Kepanikan cenderung melemahkan imun tubuh, yang memudahkan penyakit menyerang. Tetapi tidak juga dengan cara-cara mosi tak percaya terhadap masalah yang kini melanda, sehingga kita dicap mengabaikan aturan pemerintah. Curiga dengan politik di balik pandemi corona justru mendatangkan penyakit baru dalam qalbu kita.

Pos terkait