Rupiah Diprediksi Terus Melemah, Sentimen Pergantian Menkeu Jadi Sorotan

Ilustrasi Rupiah Masih Bakal Melemah. (Foto : Ist.)

Data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang melemah sebenarnya membuka peluang bagi bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk menurunkan suku bunga pada bulan Oktober.

Namun, pasar global belum memberikan reaksi positif terhadap kemungkinan tersebut. Ketidakpastian mengenai arah kebijakan The Fed masih membayangi pasar keuangan.

Selain itu, konflik geopolitik di Eropa dan Timur Tengah semakin memperburuk kondisi global. Agresi Rusia terhadap Ukraina yang terus berlanjut serta konflik antara Israel dan Hamas di Gaza membuat ketidakpastian global semakin memanas.

Bacaan Lainnya

“Di Timur Tengah sendiri kita melihat bahwa pasca PBB diumumkan Israel terus menggempur wilayah-wilayah Jalur Gaza dan ingin menguasai 100% wilayah tersebut,” ungkap Ibrahim.

Ketidakpastian global ini mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman (safe haven), seperti dolar AS. Akibatnya, permintaan terhadap dolar AS meningkat, yang pada akhirnya menekan nilai tukar rupiah.

Dengan berbagai faktor yang membebani rupiah, Ibrahim memperkirakan bahwa tren pelemahan rupiah masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

Namun, ia juga menekankan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Langkah-langkah tersebut antara lain adalah dengan menjaga fundamental ekonomi yang kuat, menarik investasi asing, dan menjaga stabilitas pasar keuangan.

Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan tekanan terhadap rupiah dapat diredam dan nilai tukar rupiah dapat kembali stabil. D|Red.

 

Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.

Pos terkait